Assalamualaikum,
Mempersiapkan anak masuk sekolah menjadi salah satu prioritas besar orang tua saat ini, mempertimbangkan sekolah yang terbaik juga dengan mempersiapkan tabungan pendidikan yang sekarang ini banyak digaungkan para orang tua muda. Pendidikan memang sesuatu yang penting dan urgensi saat ini karena Montessori pun percaya bahwa pendidikan lah salah satu solusi terbaik jika ingin perubahan baik pada dunia ini. Bahkan Montessori katakan bahwa pendidikan jalan satu-satunya untuk perbaikan dunia, tanpa pendidikan kita akan terus terbelakang dan tidak adanya kemajuan dan perubahan yang signifikan. Sehingga mempersiapkan pendidikan anak seperti memilihkan sekolah terbaik untuk anak, mempersiapkan dana pendidikan, dll. Hal ini memang sangat penting, namun ada yang lebih penting dari pada ini.
Usia menjadi tolak ukur saat ini untuk menentukan kesiapan anak sekolah dan menempuh pendidikan, artinya pendidikan saat ini masih terpaku pada usia kesiapan anak, usia ini kurang lebih di rentan 7 tahun sudah mulai diarahkan untuk masuk ke Sekolah Dasar. Bahkan sekarang sekolah-sekolah swasta sudah menerapkan sistem tes kesiapan sekolah untuk menilai anak dalam menentukan lolos atau tidak nya anak. Hal ini sangat berbanding terbalik dengan prinsipnya Montessori.
Konsep Pendidikan Sejak Lahir
Pendidikan dalam Kandungan
Montessori percaya bahwa pendidikan tidak sesempit di ranah sekolah saja melainkan dunia dan lingkungan anak-anak adalah proses belajar mereka dan ini dilakukan sejak mereka lahir bahkan dalam kandungan. Tidak heran mengapa dokter kandungan sangat menyarankan interaksi orang tua pada calon bayi sejak dalam kandungan bukan? Ya! karena dalam kandungan beberapa indera-nya sudah aktif seperti indera pendengaran dan perasa sehingga orang tua disarankan untuk mengajak calon bayi mengobrol juga mengusap-ngusap perut ibu. Ini salah satu dari sekian banyak bukti bahwa pendidikan sejak masa kandungan.
Ketika bayi lahir, terjadi krisis karena ketakutan dan kekhawatiran yang dialaminya ketika terlahir di dunia. Dunia begitu berbeda dengan saat dalam kandungan, bayi terlindungi dan hangat dalam perut ibu, tiba-tiba lahir dan begitu asing, sehingga perilaku bayi baru lahir adalah menangis. Menangis adalah ekspresi ketakutan bayi akan dunia, oleh karenanya mereka nyaman ketika menyusu dan di dekap oleh ibu-nya, hal tersebut membuat mereka aman dan nyaman. Pada masa ini dalam tahapan perkembangan psikologi dinamakan fase Trust Vs Mistrust.
Fase Trust Vs Mistrust
Anak sedang membangun kepercayaannya pada dunia melalui orang dewasa yang dekat dengannya, dalam hal ini ibu dan ayah nya atau pengasuhnya. Jika ibu dapat secara cepat mengatasi rasa cemas anak dan tidak perhitungan pada bayi seperti ibu sudah menggendong dan menyusuinya dengan lama, maka akan terbagun Trust atau kepercayaan pada dunia. Karena bayi menyusu dan ingin selalu didekap bukan hanya karena haus dan lapar, tapi juga karena merasa aman dan nyaman, dan ini sangat penting untuk dipenuhi pada masa-masa kehidupan bayi.
Sebaliknya, jika kita lalai dan banyak membiarkan bayi menangis sendirian dengan ketakutan dan kekhawatirannya, hal ini akan memunculkan mistrust, ketidakpercayaan pada dunia. Bayi-bayi ini akan menganggap dunia tidak aman dan sangat mengancam. Hal ini akan membuat anak menjadi mudah rewel, tidak tenang bahkan sampai dewasa anak akan mudah terserang sakit psikis seperti axienty, overthingking, insecure, dll. Anak akan jadi pribadi yang kurang matang secara emosi dan mental.
Observasi Fisik Anak di Awal-Awal Tahun Kehidupan
Montessori mengamati fisik anak pada awal-awal tahun kehidupan mereka, jika diamati ukuran kepala bayi lebih besar dibandingkan anggota badan lainnya. Hal ini dibuktikan secara kedokteran bahwa otak bayi berkembang sangat pesat pada awal masa kehidupan mereka. Bayi menyerap segala hal yang ada di lingkungannya tanpa filter dan tanpa sadar, dalam montesori ini disebut dengan absobert mind. Otak akan sedang berkembang pesat dan menyerap segala hal yang ada disekitarnya, hal ini bukankah proses belajar? walau bukan di bangku sekolah, anak-anak tetap belajar dari lingkungan sekitar mereka.
Montessori juga mengamati mata bayi yang berbinar-binar ketika melihat sesuatu, mereka terlihat begitu ingin tahu akan benda atau hal yang terlihat oleh mata mereka. Mereka begitu ingin menggenggam sesuatu yang terlihat menarik oleh mata mereka. Hal ini memperlihatkan bahwa bayi memiliki keingintahuan yang luar biasa besar. Melalui mata lalu ke tangan dan biasanya ke mulut karena bayi masih pada masa oral, jadi keingintahuannya atau kenikmatannya berpusat pada mulut.
Hal ini sangat real terjadi pada anak-anak, otaknya yang berkembang pesat, keingintahuan yang begitu banyak, namun kenapa pendidikan boleh dimulai saat mereka usia 7 tahun?
Anak Belajar Melalui Indera
Montessori menekankan bahwa mata, telinga dan tangan merupakan indera yang sangat aktif pada bayi dan anak untuk mereka mengumpulkan dan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang dunia dari lingkungan sekitar mereka. Ingat! mereka menyerap semua yang mereka lihat, dengar bahkan pegang tanpa filter dan tanpa sadar. Indera ini sangat penting dalam perkembangan anak-anak apalagi pada masa awal kehidupan mereka. Sehingga stimulasi yang tepat dapat membantu anak belajar dan berkembang lebih optimal. Ini yang ditekankan oleh Montessori sebagai pendidikan sejak lahir.
Stimulasi multi-indera sangat penting untuk perkembangan bayi karena membantu mereka memahami dunia melalui pancaindera (penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan pengecapan). Berikut adalah beberapa stimulasi multi-indera yang bisa dilakukan sesuai dengan usia bayi:
1. Stimulasi untuk Bayi 0-3 Bulan
- Penglihatan: Gunakan mainan atau kartu dengan warna kontras tinggi (hitam-putih-merah) untuk menarik perhatian bayi.
- Pendengaran: Ajak bicara dengan suara lembut, nyanyikan lagu, atau putarkan musik klasik/lantunan Al-Qur’an.
- Peraba: Berikan berbagai tekstur (kain lembut, karet, kayu) agar bayi mengenali sensasi berbeda.
- Penciuman: Kenalkan aroma lembut seperti minyak telon atau aroma alami (bunga, buah).
- Pengecapan: Jika sudah MPASI, berikan variasi rasa yang alami (asin dari keju, manis dari buah).
2. Stimulasi untuk Bayi 4-6 Bulan
- Penglihatan: Bermain dengan cermin, ajak bayi melihat wajah dan ekspresi.
- Pendengaran: Gunakan mainan bunyi seperti kerincingan atau lonceng kecil.
- Peraba: Biarkan bayi memegang benda dengan berbagai bentuk dan ukuran.
- Penciuman: Kenalkan bau dapur seperti bawang putih, vanila, atau kayu manis.
- Pengecapan: Jika sudah MPASI, kenalkan rasa alami dari berbagai bahan makanan.
3. Stimulasi untuk Bayi 7-12 Bulan
- Penglihatan: Bermain cilukba untuk melatih fokus dan ingatan visual.
- Pendengaran: Bacakan buku cerita dengan intonasi beragam.
- Peraba: Berikan kesempatan eksplorasi tekstur, seperti pasir atau air.
- Penciuman: Biarkan bayi mencium aroma makanan sebelum mencicipinya.
- Pengecapan: Ajak bayi eksplorasi rasa dengan makanan yang lebih kompleks (misalnya rasa asam dari yogurt).
Stimulasi yang tepat membantu bayi berkembang secara optimal dan meningkatkan koneksi otaknya. Pastikan stimulasi diberikan dalam suasana yang menyenangkan dan tanpa paksaan. Hal ini yang menjadi pendidikan sejak bayi menurut montessori yang patut kita prioritaskan, karena perkembangan awal kehidupan anak salah satu yang krusial yang sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Ingat bahwa pada tahap-tahap awal perkembangan anak, mereka menyerap segala hal yang ada disekitarnya tanpa filter dan dengan tanpa sadar sehingga bukan hanya yang baik-baik yang menyerap yang tidak baikpun akan diserap. Parents sangat perlu berhati-hati dalam memberikan lingkungan dan memberi respon pada anak-anak ini.
Comments
Post a Comment