Assalamualaikum,
Semenjak memutuskan resign dari pekerjaan dan fokus menjadi ibu rumah tangga, aku mudah sekali lelah. Kelelahan yang dirasakan tidak hanya fisik namun juga psikis, hal ini sangat mengganggu pekerjaan sehari-hari termasuk kegiatan bersama anak. Kelelahan psikis biasanya ditandai dengan mood swing, mudah marah, baper / perasaan yang sensitif, dsb. Dan ternyata ini sangat berpengaruh pada fisik. Ketika kondisi stres organ tubuh yang paling lemah yang terkena dampak, kalau aku biasanya kepala menjadi pusing dan maag-ku menjadi kambuh.
Ternyata pekerjaan ibu rumah tangga lebih melelahkan dibandingkan pekerjaan kantoran dulu. Jika dikantor aku hanya stay duduk di depan komputer, sesekali mengambil file lalu duduk kembali, lebih banyak menggunakan kerja otak dibandingkan kerja fisik. Namun ketika menjadi ibu rumah tangga, kerja otak dan fisik sangat diperlukan. Ditambah pekerjaan ibu rumah tangga tidak ada jam baku untuk istirahat, selayaknya kerja kantoran.
Menjadi IRT itu Berat, Biar Aku Saja
Menjadi ibu rumah tangga, aku dituntut selalu aktif secara fisik, banyak pekerjaan yang mengharuskan dirinya untuk bergerak aktif. Bahkan ibu rumah tangga terlatih multitasking, mengerjakan pekerjaan diwaktu yang bersamaan.
1. Pekerjaan Rumah tidak Ada Habisnya
Pekerjaan bebenah rumah yang tiada habisnya dari mulai mencuci piring, menyapu, mengepel, mencuci piring, menjemur, menyetrika, memasak, dsb. Seringnya Ibu memanfaatkan waktu dengan mengerjakan beberapa pekerjaan di waktu bersamaan. Contohnya aku terbiasa memasak sambil mencuci piring secara bergiliran di waktu yang sama, atau menjemur sambil menggendong anak.
Seorang ibu memiliki pekerjaan yang padat, bangun paling pertama dan tidur paling terakhir. Tidak memiliki jam kerja pasti, sehingga hari-harinya dipenuhi dengan padatnya pekerjaan rumah termasuk di malam hari, begadang karena bayi menangis.
2. Anak sedang Masa Aktif Eksplorasi
Mendampingi anak yang sedang dalam usia aktif bereksplorasi menuntut ibu untuk bergerak aktif. Mengejar anak yang senang berlari kesana kemari, bermain sepeda, belum lagi makanan/minuman yang ditumpahkan dan bermain dirumah dengan mainan yang sudah pasti membuat rumah terasa seperti kapal pecah setiap saat. Berantakan, dibersihkan, berantakan lagi, dibersihkan lagi, berantakan lagi, dibersihkan lagi, terus saja seperti itu sampai negara api menyerang 😱.
Tidak hanya pekerjaan fisik, ibu rumah tangga juga dituntut untuk berpikir kreatif dan inovatif. Seperti mencari ide agar anak mau makan, dengan mencoba berbagai menu makanan, atau mencari ide bagaimana agar anak mau membereskan mainannya sendiri, agar mau mandi. Tidak hanya soal anak, sering juga berpikir untuk mencari jalan keluar agar menambah pemasukan uang belanja dengan hanya dari rumah. Biasanya para ibu memilih memulai berbisnis, menjadi reseller atau mengambil freelancer seperti yang aku pilih saat ini.
Ibu Rumah Tangga Rentan Terkena Stres?
Beberapa minggu kebelakang aku membaca berita tentang ibu yang tega membunuh anaknya karena depresi dituntut anaknya harus gemuk dan diancam akan diceraikan jika anaknya tidak gemuk. Well, kasus seperti ini banyak terjadi diluar sana, baby blues dan postpartum depression dua jenis dari berbagai jenis stres yang bisa dialami seorang ibu.
Peran seorang ibu rumah tangga dengan tanggung jawab dan pekerjaan yang luar biasa sibuk, sayangnya masih dipandang sebelah mata dan minim apresiasi. Mengapa ibu rumah tangga rentan terkena stres?
1. Kejenuhan
Ibu rumah tangga menghabiskan banyak waktu dirumah, ruang lingkup rumah yang kecil menjadikan ibu hanya bertemu/berinteraksi dengan anak-anak, suami dan tetangga saja. Ditambah dengan rutinitas seorang ibu rumah tangga yang berpola setiap harinya.
2. Tidak Memiliki Waktu Sendiri
Dengan rutinitasnya yang cukup padat, IRT jarang memiliki waktu sendiri. Hari-harinya penuh kebisingan, dan lebih banyak memikirkan dan mengutamakan keperluan anak-anak dan suami dibanding dirinya sendiri. Terlebih jika tidak ada yang membantu dan tidak menggunakan jasa ART (Asisten Rumah Tangga).
3. Kurangnya Apresiasi
Masih banyak yang memandang sebelah mata wanita yang memilih peran sebagai seorang ibu rumah tangga, bukan profesi yang dibanggakan. Padahal beban pekerjaan yang berat dan tidak mudah. Ini membuat perjuangan yang dilakukan kurang diapresiasi, termasuk oleh orang-orang terdekatnya seperti keluarga. Ini dapat berdampak pada perasaan tidak berharga.
Padahal jika seorang ibu sakit baik fisik maupun psikis, sakit jugalah seisi rumah. Ini mengisyaratkan bahwa peran seorang ibu adalah kunci kebahagiaan seisi rumah. Sehingga ada istilah bahwa seorang Ibu tidak boleh sakit?!. Pertanyaan selanjutnya adalah dengan pekerjaan yang padat dan berat tersebut, bagaimana agar ibu selalu fit dan tidak mudah sakit?
Tips Selalu Fit untuk Ibu yang Aktif
- Makan Makanan Sehat dan Seimbang
- Istirahat dan Miliki Waktu untuk Me Time
- Olahraga Ringan secara Rutin
- Berpikir Positif, Selalu Syukur dan Sabar
Comments
Post a Comment