Assalamualaikum,
Media sosial kini sudah jadi kebiasaan masyarakat. Zaman sekarang, yang memiliki smartphone pasti deh punya medsos, dari anak SD bahkan sampai pensiunan. Dan setiap orang pasti memiliki lebih dari 1 media sosial yang digunakan. Untuk apa sih?
Eksistensi dan Kepo
Kebanyakan dari pengguna media sosial memanfaatkan medsosnya untuk eksistensi. Orang yang real nya introvert bisa menunjukan sisi ekstrovert nya lebih banyak. Orang yang real nya pemalu, bisa malu-maluin di medsosnya loh, kaya saya gitu, wkwk. Media sosial membuat penggunanya memiliki keinginan untuk eksis, dimanapun, kapanpun. Lagi traveling, update medsos dong. Kuliner, jangan lupa foto makanan/minumannya lanjut update. Merasa sedih,senang, kecewa, update dulu dong biar khalayak tau. Yes media sosial membuat penggunanya diperbudak eksistensi.
Dan yang kedua adalah kepo, haha. Kepo urusan orang, pengen aja gitu liat-liat update an orang. Sampai lupa waktu, lupa kewajiban, ini serius loh. Banyak yang ngerasa buka medsos terutama instagram buat terlena, buka eksplor terus jalan-jalan kesana kemari, sampai lupa waktu. Kirain baru beberapa menit, eh udah 1jam loh scroll IG 😅. Dan kadang kala yang kita dapat dari update an orang lain jadi pengen kaya dia, jadinya suka iri, dengki, hasad. Ya Allah, nauzubillah yaa..
Aish jelek-jelek semua ya bahasan tentang medsos ini. Nggak juga kok, positif negatif media sosial benar-benar ditentukan bagaimana niat/tujuan dan manajemen gawai dari penggunanya.
Berbagi Jadi Lebih Mudah, Lebih Indah
Awal-awal tak dipungkiri saya pun termasuk ke dalam pengguna media sosial yang haus eksistensi dan suka kepo loh. Sampai-sampai waktu saya berasa habis terbuang begitu saja #ceaelah #soksibuk 😅. Saya tersadar ternyata real life itu jauh lebih penting, saya bukan hidup dunia maya yang tanpa sadar selama ini diutamakan. Saya mulai meluruskan niat dan membuat manajemen gawai.
Luruskan Niat
Niat awalnya hanya untuk eksis dan pamer, segala di update bahkan hal yang tak penting sekalipun. Namun seiring berjalannya waktu, ingin benahi diri dimulai dengan benahi niat. Sekarang saya update ketika memang itu dirasa bermanfaat baik bagi diri dan orang lain. Saya senang berbagi ilmu dan pengalaman, alhamdulillah kenal blog dan meluas ke medsos, saya sekarang senang berbagi konten positif bahkan ada rencana untuk menjadwalkan sharing di story IG. Alhamdulillah respon teman-teman di medsos pun positif dan merasa yang saya bagikan bermanfaat bagi mereka. Itu menambah semangat untuk berbagi dan melayani. Dan kini saya merasa sangat terbantu dengan media sosial, betapa mudahnya sekarang untuk bisa berbagi, untuk bisa menyebarkan kebaikan dan mengoptimalkan kebermanfaatan ❤.
Pentingnya Manajemen Gawai
Tak dipungkiri dunia maya benar-benar membuat terlena dan melelahkan jika tidak dikontrol. Rasanya hanya beberapa menit ternyata berjam-jam menatap layar smartphone. Scroll terus, sampai-sampai kita terkena tsunami informasi yang membuat diri kebingungan dan terus haus informasi walau sebenarnya tidak benar-benar kita butuhkan.
Saya merasakan di titik lelah dengan media sosial, semakin berlama-lama semakin haus, namun merasa tidak mendapat apa-apa, saking banyaknya informasi yang didapat. Kerjaan real life banyak terbengkalai. Gawai dan sosmed benar-benar sudah membuat candu. Saya merasa sangat perlu membuat dan berlatih manajemen gawai.
Berikut cara manajemen gawai ala saya ;
1. Membuat Prioritas
Pertama yang saya lakukan adalah membuat prioritas. Buat point-point prioritas dalam hidup, mana yang utama harus kita kerjakan dan mana yang masih bisa ditunda atau didelegasikan.
Prioritas online saya :
- Whatsapp urgent / WAG : Saya mengikuti komunitas belajar online sehingga join di beberapa WAG. Nah seringkali karena terlena dengan medsos, akhirnya chat WAG yang sudah menumpuk malas untuk dibaca. Padahal jauh lebih bermanfaat dibandingkan scroll IG. Maka saya ingin merubah itu dengan menetapkan prioritas membaca chat menjadi yang penting didahulukan ketika jam online.
- Menulis dan Update Blog : Menulis blog menjadi hilang timbul, malah kebanyakan hilangnya ketika bermedsos ria tidak terkontrol. Padahal menuliskan rekam jejak, cita dan asa jauh lebih bermanfaat. Sehingga menulis blog akan saya rutinkan dan masuk ke dalam prioritas online saya.
- Perniagaan Online : Mencoba keluar dari zona nyaman, belajar berjualan online. Lebih menghasilkan dibandingkan jalan-jalan di IG tidak tentu arah, wkwk.
- Medsos : Medsos pribadi, biasanya saya update tentang tulisan blog yg baru di posting. Atau acara blogger yang sudah saya ikuti, dengan beberapa caption yang bisa diambil manfaatnya. Kadang juga sharing story bertema, semoga bermanfaat untuk pembaca, Insya Allah.
Dengan prioritas online ini, rasanya tidak ada waktu bagi saya untuk jalan-jalan tanpa arah lagi di medsos, haha. Oia saya memiliki 3 medsos aktif, facebook, instagram dan twitter. Namun yang benar-benar aktif update hanya instagram dan facebook saja.
2. Membuat Jadwal
Membuat jadwal online, seperti menetapkan jam online kita, termasuk akan mengerjakan apa saja pada jam online tersebut, bisa disesuaikan dengan skala prioritas yang sudah kita buat. Selalu jadwalkan rencana untuk hari esok.
Jadwal online saya ;
- Siang (Jam Qatrunada tidur siang), sekitar pukul 11.00 - 14.00. Biasanya saya mengisi jam online siang dengan membaca WA/WAG dan mengerjakan berbagai tugas WAG. Lalu mengerjakan perniagaan online (online shop) seperti update produk, balas chat, dll.
- Malam (Ketika Qatrunada sudah tidur), sekitar pukul 21.00 - 23.00. Menulis blog saya memilih di jam malam, lebih tenang dan waktunya panjang, dan merencanakan update medsos di esok harinya (jam online siang).
Selain jam online saya usahakan untuk focus di real life, fokus ibadah, fokus membersamai Qatrunada dan suami tercinta, dan mengerjakan pekerjaan domestik.
3. Fokus dan Konsisten
Fokus dengan apa yang sedang dikerjakan. Misalnya sedang menemani anak bermain, maka fokuslah membersamai anak tanpa harus tengok-tengok gawai. Ketika jam online, maka fokuslah dengan rencana yang akan dikerjakan, misalnya menulis blog atau baca WAG, jangan sesekali melihat-lihat yang lain seperti scroll IG.
Lakukan dengan konsisten, terus menerus agar menjadi kebiasaan yang baik. Awal mula pasti sulit bahkan sangat sulit. Namun seiring berjalannya waktu, terasa sekali perbedaan dan perubahannya pada diri sendiri. Lebih tenang, nyaman, saya pribadi merasa lebih optimal kebermanfaatan diri dan tentunya lebih menikmati real life dengan bahagia ❤.
Alhamdulillah, semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment