Assalamualaikum,
Ada pertanyaan yang dikirim oleh temanku tentang anaknya yang sebegitu pemalu dan takut ketika bentemu orang lain, sampai ia kerepotan akan hal itu. Aku ingat sebuah artikel yang ditulis oleh Risman Family bahwa nyatanya malu adalah sesuatu hal yang baik. Bagaimana tidak, islam mengajarkan bahwa malu adalah sebagian dari iman bukan?, di hadist berikut :
"Al Hayaa'u minnal iman" yang artinya "Malu itu sebagian dari iman" (H.R Muttafaq Alaih)
Nyatanya malu itu baik dan justru kita sebagai orang tua perlu menumbuhkan rasa tersebut pada anak-anak. Seperti anak perlu diajarkan malu ketika tidak memakai pakaian, anak perlu diajarkan rasa malu ketika tantrum di depan umum misalnya. Jadi, malu itu baik hanya saja penempatannya perlu tepat.
Kali ini kita bahas lebih ke menumbuhkan keberanian pada anak agar dia lebih percaya diri. Sebelumnya mari kita bahas dulu tentang tipe temperamen anak. Menurut Thomas & Chees (1977,1984), terdapat 3 jenis tipe temperamen pada anak.
Tipe Temperamen Pada Anak
- Easy : Tipe ini, anak gampang berbaur, suka menyapa, tersenyum pada orang lain. Kita sering menemukan anak yang 'ramah', ia dengan percaya diri menyapa dan tersenyum duluan, "Hallo om tante", "Apa kabar kak?", "Lagi apa dek?". Tipe ini yang diinginkan banyak orangtua pada anaknya, ramah dan menyapa duluan. Namun nyatanya tidak semua anak bertemperamen seperti ini. Kita masuk ke poin ke-2.
- Difficult : Tipe ini, anak kerap berinteraksi secara negatif terhadap suatu hal, lambat menerima perubahan dan emosinya meledak ketika mood nya sedang buruk. Well, tipe ini persentasinya kecil sehingga jarang ditemui atau termasuk kasus yang spesifik.
- Slow To Warm Up : Tipe ini, anak butuh waktu untuk penyesuan diri di lingkungan batu untuk mengamati dan membaca situasi, butuh suppot dan sounding terlebih dahulu. Nah, tipe ini yang sering kita sebut sebagai anak pemalu.
Dari definisi Slow To Warm Up kita bisa menyimpulkan bahwa yang harus kita upayakan adalah proses penyesuaian diri anak yang lebih cepat dan lebih mudah. Apalagi jika membuat kita terasa lebih repot seperti :
- Anak tidak mau bergabung di acara keluarga, dari awal sampai akhir hanya ingin dipangkuan kita. Atau ia memaksa pulang dengan tantrum.
- Tiba-tiba anak minta gendong ketika disapa orang lain yang lewat, sedangkan ibu sedang membawa belanjaan cukup banyak. Tentu hal ini sangat merepotkan bukan?
Malu bukan hal yang harus kita hilangkan pada anak, karena malu itu wajar dan baik. Yang perlu kita ikhtiarkan adalah proses penyesuaian diri nya jadi lebih mudah dan singkat.
Kita Bisa Memberikan Upaya, seperti :
1. Sounding
Sampai dengan saat ini aku masih sangat mengandalkan sounding dalam kondisi apapun. Komunikasikan dengan anak beberapa waktu sebelumnya sehingga ia bisa menyiapkan diri dan mentalnya. Misalnya : "Nak, kita akan ke rumah aki di hari sabtu, 3 hari lagi. Nanti kamu bisa main sama sepupu-sepupumu disana". "Nak, besok kita akan naik kereta yang anteng ya, nanti kamu duduk bisa liat pemandangan di jendela kereta,pasti seru deh". Sounding tentunya bukan hanya sekali dua kali namun harus berkali-kali.
2. Bangun Empati
Berikan pengertian bahwa malu, takut itu wajar, bisa ceritakan pengalaman kita seperti : "Dulu ibu juga pernah malu loh ketika bertemu dengan orang lain......." Ceritakan juga bagaimana kita mengatasiya. Buat anak percaya bahwa ia tidak salah dan tidak apa-apa jika malu, dan bantu ia berfikir atau memberikan beberapa ide tentang hal untuk mengatasi rasa malunya tersebut.
3. Bangun Percaya Diri Anak
Membangun kepercayaan diri anak sangat banyak caranya, teman-teman juga bisa dapatkan di beberapa artikel namun yang akan saya garis bawahi adalah, membangun kepercayaan diri anak dengan melakukan hal sesimple tidak melabeli anak bahwa ia pemalu dan penakut.
4. Ajak Anak Berinteraksi
Bisa mengajak anak jalan-jalan, bermain di taman bermain atau bersilaturahmi dengan sahabat dan kerabat kita. Beri ia kepercayaan untuk dapat eksplorasi sendiri, kita tetap mengawasi. Karena tidak sedikit orang tua yang khawatir bahkan sampai mengatur anak bermain. Ini akan menghambat kepercayaan dirinya atas kemampuan diri sendiri.
5. Beri Contoh
Anak akan melihat dan meniru bagamana cara kita berinteraksi, menyapa dan berbicara pada orang lain. Sehingga penting sekali kita memberikan tauladan yang baik. Jika kita ingin anak kita pemberani maka contohkan terlebih dahulu jiwa pemberani ada dalam diri kita sebagai orangtua nya.
Jika ingin mengubah anak, yang pertama haru dilakukan adalah mengubah diri sendiri, karena anak dapat berubah dengan cara 'Meneladani'.
6. Membacakan Buku atau Mendongeng
Kita dapat menggunakan media buku dan dongeng dengan tema yang berkaitan dengan masalah tersebut. Kini sudah banyak sekali fasilitas buku-buku anak yang bekualitas yang mengenalkan value misalnya ambil judul seperti : "aku anak pemberani".
7. Beri Apresiasi
Jangan lupa beri apresiasi sekecil apapun usaha anak, apresiasi dapat meningkatkan atau menguatkan sebuah perilaku. Tidak perlu yang mahal, cukup dengan mengacungkan jempol, memberikan tepuk tangan atau bahkan mengucapkan terimakasih karena ia telah berusaha.
Comments
Post a Comment