Assalamualaikum,
Aku sedang tidak baik-baik saja dan aku harus menerima dulu hal tersebut. Awal merasakan gelisah dan kecemasan yang tiba-tiba datang masih ada defens mecanism dalam diri, seperti "aku gak lagi stress ko", " aku baik-baik saja", "aku enjoy menikmati hari-hariku kok".
Walau mungkin benar aku merasa tidak tertekan, aku merasa baik-baik saja, dan sayangnya itu hanya perasaan saja. Aslinya? Aku mungkin benar sedang tidak baik-baik saja. Ya, aku sekarang menerima bahwa aku mengalami gangguan kecemasan beberapa bulan ini semakin sering intensitasnya.
Kenapa ya merasa 'its okay' tapi ternyata kenyataannya tidak baik-baik saja?
Masih ingat film Kim Ji Young was Born 1982. Ji young tidak sadar bahwa ia tidak baik-baik saja. Ia menjalani rutinitas seperti biasa sebagai ibu dan istri. Suaminya ini termasuk suami yang support dan baik lho banyak bantu dan memahami istrinya. Tapi ternyata tidak menutup kemungkinan Ji young tetap mengalami masalah mental sampai krisis identitas dan dia tidak sadar hal itu.
Film tersebut tidak benar-benar fiksi lho, aku yakin banyak yang mengalami hal serupa dikehidupan nyata. Ingat film itu, aku jadi memahami kondisiku bahwa mungkin saja aku merasa okay tapi sebenarnya tidak. Aku merasa baik-baik saja tapi ternyata tidak.
Ingat teori gunung es? Bahwa alam bawah sadar berperan lebih besar dibandingkan alam sadar. Ya mungkin alam sadar aku mengatakan "gpp kok", tapi alam bawah sadar memahami bahwa aku sudah di limit atau tidak baik-baik saja.
Hey, coba tengok diri kamu, apakah ada persamaan dengan yang aku alami?. Aku berbincang dengan beberapa teman yang merasakan gejala yang kurang lebih sama, yang akhir-akhir ini aku rasakan. Semua gejalanya aku cerita di tulisan ini ya : Gelisah dan Tidak Tenang, Apakah ini Ganguan Kecemasan?
Malah sampai ada yang sesak, degup jantung semakin cepat, lemas, dsb. Sampai-sampai menulis surat wasiat karena berfikir akan meninggal saat itu. Hey! Ternyata aku tidak sendiri. Kebetulan lainnya teman-teman yang serupa merupakan ibu rumah tangga dengan anak lebih dari satu. Wow!, aku tidak mau mengambil kesimpulan, hanya saja memang beban yang dipukul ibu rumah tangga dengan anak lebih satu ini berat lho pemirsa. Dan semua sama, tanpa ART ataupun pengasuh. Hhmmm....
Healing Myself
yap, sekarang aku mau menerima bahwa mungkin saja aku memiliki gangguan kecemasan yang alhamdulillahnya belum parah ya, namun jika dibiarkan terus tentu akan semakin mendalam dan parah. Setelah menerima perasaan ini, tidak menolak bahwa diri memang ada yang salah, selanjutnya apa? Ya aku harus berusaha mengobatinya sebelum semakin larut dan mendalam.
Sehingga di beberapa minggu terakhir ini wki fokus pada healing myself, aku yakin masih bisa mengobati dan mengantisipasinya sendiri tanpa bantuan ahli (psikolog/psikiater) karena ini masih belum mengindikasikan kesana. Aku masih bisa berkegiatan dengan baik dan tidak terlalu sering 'kambuh'. Hanya saja aku tetap meminta bantuan orang-orang terdekatku, yang tinggal dan mampu support dikeseharianku. Ya siapa lagi kalau bukan suamiku. Alhamdulillah dia open dan sangat memahami istrinya, bahkan dia mencarikan beberapa alternatif solusi untukku, dia siap bantu lahir dan batin.
Selain suami tentu anak-anak, namun tidak serta merta aku meminta anak-anak mengerti kondisiku ini di usia mereka yang belum mampu mengerti. Lalu bagaimana? Aku mohon bantuan Allah untuk anak-anakku ini. Sering sekali ketika anak sedang sakit atau menangis dan aku sudah di posisi limit, aku memohon bantuan Allah.
"Ya Allah lembutkan hati anak-anak hamba, ya Allah nyamankan mereka, bantu hamba Ya Rabb"
Ketika sedang menidurkan Ara yang sudah kelelahan, "Ya Allah, aku sedang lelah sekali bantu Ara untuk cepat tidur,"
Ketika aku fokus pada ara dan Nada ditinggal main sendiri "bantu Nada untuk nyaman walau main sendiri sebentar Ya Allah"
Siapa lagi yang bisa meggenggam mereka selain Allah? Memenangkan hari mereka, menyamankan mereka. Maka benar, kita tidak ada apa-apanya tanpa pertolongan Allah.
Cerita healing lengkapnya aku akan share di tulisan lain ya, apa saja yang aku lakukan dan bagaimana hasilnya. Teman-teman juga bisa ikut sharing di kolom komentar ya, see you 🤗.
Maak semangat selalu yaa, sudah bener maak selalu curhat dan libatkan Allah pasti Allah kasih jalan. Ayoo maak ciptakan bahagia buat diri sendiri supaya anak2 ikut merasakan bahagia.
ReplyDeleteMasya Allah, mau menyadari dan menerima adalah sebuah langkah yang baik, Mbak. Semoga selalu dikuatkan dan Allah Yang Maha Penyayang senantiasa bersama dirimu beserta keluarga. Aamiin. Semangat, yaa. Hugs!
ReplyDeleteSupaya terlihat strong terkadang kita berbohong. Sedih boleh jangan berkepanjangan dan jangan sungkan kalau minta bantuan para ahli buat mencari solusi dan kita benar baik-baik saja.
ReplyDeletebanyak dari kita yang kerap begini ya mba.. jadi seperti membohongi diri sendiri dan sibuk dengan pencitraan. Padahal aslinya capeeek banget ya
ReplyDeleteMbaa, itulah yang sering kali terjadi tanpa kita sadari. Dan kita merasa baik-baik saja tapi teryata tidak. Adalah Allah sebaik-baiknya penolong. Tetap sehat dan kuat serta semangat ya mba
ReplyDeletemolly udah nonton film kim ji yeong. sama baca bukunya juga. mengsedih, harusnya IRT pun mesti punya tempat curhat biar mentalnya sehat
ReplyDeleteBanyak ortu atau para ibu yang terjebak dalam kondisi menyakitkan tapi berpura-pura baik baik saja. Kalau saya sih memilih memanjakan diri, bertanya mau diri ini apa, lakukanlah... Daripada mati berdiri.
ReplyDeleteHalo, Mbak ... mirip ... saka sudah lama tanpa ART sama sekali. Dulu pernah, hanya sebentar saja dibantu mencuci. Sekarang tidak. Merasa tidak baik2 saja sering tapi ketika dialihkan ke kegiatan menulis, alhamdulillah rasanya menjadi lebih baik dan ketika BW, mendapati ada yang sama/mirip dengan saya ... jadi lebih tenang. Semangat terus kitaa.
ReplyDeleteHealingku dari dulu adalah menulis, trus sekarang ditambah bikin konten di medsos. Alhamdulillah bisa terhibur sejauh ini.
ReplyDeleteSemangat ya mbak...akj dulu pernah ngalamin kek gini juga. Awalnya denial tapi akhirnya nyerah dan bilang suami klo butuh bantuan dia dan butuh cerita. Tapi terutama curhat ke Allah krn Allah sebaik2 tempat bersandar ya
ReplyDeleteSemoga proses healingnya dimudahkan dan dilancarkan, kak.
ReplyDeletememang yang paling tahu kondisi kita tuh..ya diri sendiri.
Bagusnya, alarm bunyi, langsung ditangani dengan langkah awal yang benar, jadi gak berlarut-larut dalam kesedihan yang mendalam.
Tetap menulis dan berbagi kebaikan ya, kak.
In syaa Allah prosesnya lancar dan menjadi lebih nyaman lagi.
kadang terlihat di luar baik2 saja tapi dalam sedih krowak ya mak. aku pun pernah mengalaminya. tapi support system di aku gede banget pengaruhnya :"). Tuhan pasti memberi sesuatu sesuai kemampuannya. semoga kita semua dikuatkan dan dimudahkan dalam segala sesuatu
ReplyDeleteSemoga selalu dalam kondisi baik yaaa... Segala persoalan memang tak pernah berhenti menerpa kita, limit yang kita punya hanya kita sendiri yang tau. Jika memang perlu bantuan orang lain, sebaiknya diungkapkan saja. Keluarga bakalan jadi support system yang paling dekat. Insya Allah proses healingnya dipermudah oleh Allah SWT ya.
ReplyDeleteSemoga segera membaik ya mbak. Di tunggu juga kisah selanjutnya.
ReplyDeleteMenyadari bahwa diri sedang tak baik-baik saja, lalu bersegera mencari solusi, ini sudah langkah awal untuk menuju kondisi baik-baik saja.
Mengeluhkan masalah hanya dgn Allah tentu sangat baik Mbak, merasa diri baik-baik namun dibalik itu ternyata banyak masalah dan hanya berdiam tanpa berusaha keluar dari masalah itu adalah kesalahan yg mengakibatkan masalah tidak terselesaikan
ReplyDelete