Awal memasuki bulan ramadhan 2022 ini, kami sekeluarga yang saat ini berdomisili Jakarta memutuskan Munggahan ke rumah orangtua di Bandung dan nenek di Majalaya (Kabupaten Bandung).
Btw, ternyata banyak yang belum tau ya 'Munggahan' itu apa, ya mungkin yang bukan orang Sunda belum tahu karena Munggahan ini tradisi dari suku Sunda. Jadi ketika aku buka kamus bahasa Indonesia di mbah google, inilah arti dari Munggahan :
Dilangsir dari Wikipedia, Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan yang dilakukan pada akhir bulan Sya'ban. Bentuk pelaksanaannya bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, saling bermaafan, dan berdoa bersama.
Setiap awal puasa kami berkumpul dengan keluarga besar untuk sahur dan mungkin buka puasa bersama di hari pertama puasa. Bahkan tradisi baik ini juga disertai dengan saling berbagi ketika munggahan. Kalau orangtuaku selalu membagikan sembako dan uang munggahan setiap tahun pada saudara dan kerabat dekat. Tujuannya suka cita menyambut bulan Ramadhan, sahur dan berbuka dengan aman nyaman dan nikmat. In Syaa Allah.
Tradisi baik ini sudah aku catatan untuk contoh buatku kelak, jika Allah sudah amanahi harta berlimpah tradisi berbagi munggahan ini akan aku lanjutkan terus. Semoga Allah ridho. Aamiin yra.
PERJALANAN MUNGGAHAN KE BANDUNG
Setelah tahun kemarin kami tidak munggahan ke Bandung karena kondisi Pandemi masih memprihatinkan saat itu. Untuk tahun ini, alhamdulillah kami bisa munggahan ke Bandung.
Pandemi masih ada namun kondisinya jauh lebih baik dari tahun sebelumnya. Selama protokol kesehatan dijaga, kami berani membawa bayi untuk perjalanan mungggah kemarin dan mudik nanti, In Syaa Allah. Kendaraan yang digunakanpun kendaraan pribadi jadi cukup aman untuk berpergian. Apalagi cuma ke Bandung, deket lah ya.. hehe
Kami berangkat Kamis sekitar jam 11,00 siang, kebetulan suami ambil cuti karena sisa cuti tahunan masih banyak, mari kita habiskan saja. Hehe. Perjalanan kala itu alhamdulillah lancar, macet hanya di tol dalam kota saja. Kami mampir di rest area
KM 52 untuk shalat dzuhur.
Oia teman-teman ngeh ngak sih kalau di rest area terkadang toilet yang depannya dipasang template GRATIS pakai huruf katipal juga dan besar pula. Tapi didalam pintu keluar/masuk toilet ada yang nunggu pegang uang, wkwk. Sangat tidak konsisten ya, jengkel gak si?, biasanya aku tidak bayar sih kalau depannya sudah dipampang label GRATIS. Kalau ditegur harus bayar aku akan bilang saja didepan tulisannya gratis ko bukan bayar 2rb, wkwk. Tapi sejauh ini gak ada tuh yang berani negur karena gak bayar. Ya, mungkin itu oknum saja yang mau mengambil keuntungan pribadi/kelompok. Kecuali gak ada label gratis nya aku tidak keberatan membayar. Kalau kamu gimana?
Masjid di KM 52 cukup bagus dan bersih ya. Awal pas masuk kita harus scan barcode peduli lindungi, cek suhu juga. Selesai gantian shalat dan jaga anak sama pak suami kami langsung kembali melanjutkan perjalanan.
MUNGGAHAN DI BANDUNG DAN MAJALAYA
Alhamdulillah sampai Bandung dengan sehat selamat. Abah, ambu, mamang, ateu ketemu cucu senang sekali melepas kangen.
Hari jumatnya kita berangkat ke Majalaya rumah nenek, kumpul lagi disana untuk sahur bersama.
Perjalanan menuju Majalaya yang ternyata macet 😆. Sehingga kami memutuskan istirahat dan shalat dulu di Masjid dekat Ciparay. Masya Allah masjidnya juga bagus.
Hari minggu kita bergegas pulang lagi ke Bandung, karena Senin kembali harus berkegiatan, kembali bekerja dan sekolah.
Kami memutuskan pulang ke Jakarta di Senin subuh setelah sahur, alhamdulillah perjalanan lancar juga, sesekali macet hanya tidak terlalu lama.
Alhamdulillah bersyukur sekali bisa munggahan tahun ini dengan keluarga, penuh suka cita, semoga lebaran nanti kita dikasih kesempatan untuk kembali berkumpul dengan keluarga ya. Aamiin yra.
Comments
Post a Comment