Assalamualaikum,
Kalau ada kata pendidikan seks untuk anak rasa-rasanya bahasan yang tabu dan berat ya. Padahal pendidikan seks sejak dini ini sangat penting untuk anak-anak. Bicara soal seks bukan melulu hal-hal yang dianggap '17+' ya. Mengenalkan anak tentang jenis kelamin juga termasuk pendidikan seks loh, mengenalkan anak tentang anggota tubuh serta fungsinya juga termasuk pendidikan seks.
Dimulai dari Nada yang sudah mulai banyak bertanya tentang segala sesuatu yang membuatnya penasaran, tak jarang juga bertanya yang menyangkut seks edukasi ini. Sehingga aku akan sharing tentang pendidikan seks yang memang harus dikenalkan pada anak sejak dini. Bahkan harus bersyukur ketika anak bertanya sesuatu yang menyangkut pendidikan seks, itu artinya dia ingin tahu dan mencari tahu dari jalan yang tepat yaitu kepada kita orangtuanya.
Anak Bertanya Berkaitan dengan Sex Education
Kala itu Nada mandi dirumah nenek bersama sepupu-sepupunya karena habis main tanah basah kotor sekali, kamar mandi cuma satu sehingga semua dibuka bajunya. Lalu Nada bertanya, 'Bu ko beda?'. Dia melihat alat kelamin sepupunya yang berbeda dengan punya dia dan bertanya kok beda?.
Lain kesempatan nada lagi nonton youtube dan biasa anak-anak langsung klik. Ada drama dokter-dokteran anak yang ceritanya disunat. Nada gak ngerti dong apa itu sunat dan kenapa harus disunat. Bertanyalah dia disana 'bu, nanti nada disunat?', 'disunat itu dipotong?', 'kenapa harus disunat bu?'.
Aku hamil anak ke-2 dan perut semakin besar semakin besar pula keingintahuan Nada terkait calon adiknya ini kenapa diperut ibu, wkwk. 'Bu, kenapa dede ada diperut ibu?', 'dede keluarnya gimana nanti?'.
Ayahnya Nada suka bilang 'istriku, anakku' nah mulai datang lah datang pertanyaan dari Nada tentang "bu istri itu apa?". Lalu beberapa kali nanya "pacaran itu apa bu?", "menikah itu apa?". Dan yang paling bikin ketawa adalah "bu nanti ibu melahirkan adik bayi laki-laki kembar ya bu. Kan Nada sama Ara perempuan jadi ada harus ada 2 anak laki-lakinya menikah". Jadi dia pikir menikah itu keluarga, wkwk.
Bagaimana aku menjelaskan ini semua?. Menjawab pertanyaan Nada tentang pendidikan seks ini aku buat poin-poin ini yang perlu dijelaskan/dikenalkan pada anak sedari dini. Berikut 5 poin membasahannya :
1. Mengenalkan Anggota Tubuh yang Tidak Boleh Dilihat dan Disentuh Orang Lain
Pernah dengar lagu sentuhan boleh dan tidak boleh belum? Ini salah satu cara pengenalan seks sedari dini. Aku dan Nada pernah menyanyikannya dan banyak yang minta save untuk bernyanyi dengan anak-anak. Lagu ini dari bunda Elly Risman, teman-teman bisa dengar disini : Lagu Sentuhan Boleh dan Tidak Boleh.
Begini liriknya :
Sentuhan boleh, sentuhan boleh
Kepala, tangan, kaki
Karena sayang, karena sayang
Karena sayang.
Sentuhan tidak boleh, sentuhan tidak boleh
Yang tertutup baju dalam,
Katakan tidak boleh, lebih baik menghindar
Bilang ayah ibu.
Mengenalkan anggota tubuh pada anak dan fungsinya salah satu pendidikan seks, mengerucut kita kenalkan bagian tubuh sensitif yang perlu dijaga dan alasannya.
Nada sekarang sedang belajar mandi sendiri, cebok pipis dan BAB sendiri juga pakai baju sendiri. Terkadang dia juga sudah mau mandi dan cebok pipis sendiri namun belum bersih. Kami sedang fokus ajarkan untuk bisa bebar dan bersih.
2. Mengenalkan Jenis Kelamin
Penting sekali mengenalkan jenis kelamin yang Allah ciptakan yaitu laki-laki dan perempuan juga perbedaan kasat mata yang jelas terlihat pada anak sedari dini. Kadang aku agak miris dengan anak-anak jaman ini yang banyak laki-laki menyerupai perempuan juga sebaliknya. Homo dan lesbi pun semakin marak mengkhawatirkan.
Terkait pertanyaan "ko beda bu?", aku jelaskan bahwa "kalau laki-laki kelaminnya penis, sedangkan Nada perempuan kelaminnya vagina, jadi berbeda".
Nada juga suka bertanya terkait "ko ayah ada kumis/jenggot" kalau lihat ayahnya cukur kumis dia selalu bertanya. Kami tidak bosan-bosan menjelaskan "ayah laki-laki jadi ada jenggot/kumis, kalau Nada perempuan jadi gak ada".
Sama seperti "ibu perempuan jadi ibu bisa hamil, melahirkan dan nenenin dede. Ayah laki-laki bisa nenenin dede gak?" Lalu dia ketawa-ketawa dan jawab "gak bisa lah bu".
Pendidikan seks pada anak yang benar adalah salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk membentuk anak-anak jangan lupa selalu kaitan dengan ketauhidan. Bahwa kenapa ko bisa berbeda? Karena Allah yang menciptakan, Allah Maha Kuasa yang sudah menciptakan laki-laki dan perempuan itu berbeda untuk saling melengkapi.
3. Menanamkan Rasa Malu
"Malu sebagian dari Iman". ( HR. Muslim).
Sejak dini sekali kita harus membentuk rasa malu pada anak-anak. Bantu jaga aurat anak-anak sedari dini, jangan karena 'ah masih anak kecil' jadi sembarangan membuka baju anak ditempat umum. Sekarang banyak sekali kasus pedopil, nauzubillah kita harus selalu menjaga aurat anak-anak walaupun mereka belum baligh. Rasa-rasanya hal ini yang utama sebelum mengenalkan malu pada anak. Orangtuanya dulu yang harus aware menjaga aurat anak.
Menanamkan rasa malu sejak dini seperti setelah mandi ajak ke kamar untuk pakai baju "ayo sini, malu ih gak pakai baju". Kalau pipis/pup ajarkan untuk menutup pintu yang walau gak dikunci, aku suka bilang "ibu tutup ya, malu". Untuk anak perempuan bisa dikenalkan pakai kerudung, sekarang banyak banget kerudung lucu-lucu untuk bayi ya, hehe.
Selain itu biasanya orangtua juga menjaga aurat didepan anak terutama yang berbeda jenis. Misalnya ayah jangan sembarangan buka aurat depan anak perempuannya, dan sebaliknya. Aku juga selalu meminta Nada pindah dulu ketika akan ganti baju dikamar. "Ayah mau ganti baju, Nada kedepan dulu ya, malu ayahnya". Ingat bahwa anak mencontoh, jangan sampai kita meminta dia lakukan tapi tidak mencontohkan dengan perilaku sendiri.
4. Ajak diskusi dan berkata Jujur
Aku ingat sekali ketika kecil bertanya pada mamah "mah bayi itu lahir darimana?" Dan mamah bilang "dari udel". Momen itu selalu teringat sampai sekarang, aku tahu bahwa mamah dulu berbohong karena mungkin bingung menjelaskan ya bagaimana dan seperti apa kepada anak TK, wkwk.
Serumit apapun jawabannya kita harus jawab dengan berkata jujur ya. Buat bahasa sederhana saja sehingga mereka cukup tau walau tidak mendalam.
Ketika Nada bertanya "dede keluar darimana?" Aku jawab, "keluar dari vagina". Jawaban pertama akan membuka pertanyaan-pertanyaan lainnya yang lebih bingung, tapi tetap tenang ya moms, hehe. "Ko bisa bu? Kan vagina kecil?", "bisa dong, kan ciptaan Allah, vagina bisa elastis membesar ketika bayi mau keluar, setelah keluar dia mengecil lagi, luar biasa ya ciptaan Allah".
Masih belum tenang moms, karena matanya masih berbinar-binar antusias. "terus bayi ko ada diperut?", "iya Allah menciptakan wanita bisa hamil, hamil itu artinya didalam perutnya ada dede bayi". Mulai tarik nafas panjang, hembuskan, tenaga, tenang 😅. "Dari mana dede bayinya?", "dari pertemuan sperma dan ovum, jadi kan ibu dan ayah menikah nah ayah bawa sperma, ibu ada ovom kalau sperma dan ovum bertemu jadi dede bayi di perut ibu".
Masih lanjut "oh jadi menikah itu bisa hamil bu?, "iya nak". "Menikah itu laki-laki sama perempuan bu?", "betul sekali, kalau sudah besar sudah dewasa nanti menikah". "Ibu punya adik bayi laki-laki kembar ya bu", "kenapa memangnya?", "kan biar nanti menikah, kan Nada Ara perempuan", "menikahnya sama orang lain bukan sama adik/kakak", "sama siapa bu?", "hmm laki-laki, belum tau ibu juga kan masih lama, kalau Nada dan Ara sudah besar, cuma Allah yang tau".
Sudah cukup keringat dingin saudara-saudara kita tutup diskusi dengan "eh main lego yuk" 😂
5. Menjelaskan dengan Bahasa yang Mudah Dimengerti Anak
Orang tua dulu berbohong karena berfikir dijelaskan juga anak tidak akan paham atau belum cukup umur untuk jelasinnya. Padahal kita bisa lho menjelaskan dengan jujur, cukup ambil bahasa simple yang mudah dimengerti anak aja.
Seperti diskusi aku dan Nada sebenarnya simple sekali tapi itu sudah cukup dimengerti Nada dan aku berkata jujur memang begitu prosesnya. Ketika Nada bertanya "kenapa laki-laki disunat perempuan enga?", "karena laki-laki punya penis, perempuan tidak. "Kenapa harus disunat?", "disunat untuk dibersihkan biar tidak ada kotoran yang ngankut dan jadi sehat".
Nah gimana moms, apakah anak-anak sudah bertanya tentang pendidikan seks ini. Jangan dibuat beban ya moms, malah bersyukur ketika anak bertanya pada kita berarti kita dapat langsung memberikan informasi yang dia butuhkan dengan baik dan benar. Semangat mengenalkan sex education pada anak-anak 🤗.
Aku udah mulai juga pelan2 mengenalkan ini ke si Kaka, yg udah mulai gede, badan juga mulai berubah. Walo belum haid. Harus pelan2 dan hati2 memang..ditambah lagi gaya pergaulan anak sekarang, bikin aku takuuut kalo sampe kebablasan. So far si Kaka udah mulai ngerti kalo dengan teman laki2 ga boleh terlalu dekat. Intinya aku juga mencoba supaya dia selalu mau cerita ttg apa aja ke kami ortu nya. Setidaknya aku jadi tau gimana dia di sekolah
ReplyDeleteWah, harus sabar menerangkan dengan bahasa anak agar mudah dimengerti
ReplyDeleteIni lengkap sekali tips mengenalkan pendidikan seks ke anak. Kedua anak remajaku laki-laki..makin ke sini makin menutup diri terkait hal seperti ini, dan mesti punya trik tersendiri memang ibunya agar bisa bicara hal yang harus mereka tahu tanpa bikin malu
ReplyDeleteMakasih ya mba udah menuliskan ini, aku jadi refresh lagi untuk anak nomor 3 karena usianya 3 tahun ini sedang fase2 memainkan kelamin. Betul banget yg di kalimat ini "membentuk anak-anak jangan lupa selalu kaitan dengan ketauhidan" insya Allah mba, nggak boleh lupa nih ya yg bagian iniiii. Hahaaa udah keringet dingin, main legooo duluuuu yaaa
ReplyDeletePendidikan seks penting diajarkan ke anak sejak masih kecil, sesuai dengan usia dan kemampuannya memahami. Harusnya sih tanpa beban. Tapi ortu zaman dulu memang lebih menekankan pada rasa malu dan menganggapnya sebagai beban. Makin besar makin berat kalau ga dibiasain sejak kecil.
ReplyDeleteKayak saya nih karena biasa ajak anak bicara apa saja, kadang nasihatnya jadi dianggap berat oleh ortu lain yang ga tahu, misalnya, "Jangan sekali-kali membuat anak gadis malu meskipun mungkin dia malu. dari yang sedikit itu bisa merembet dan Mama ga malu punya menantu di usia belia. Tapi kalau sudah lulus SMA ya kamu harus malu minta uang ke ortu"
Jeglek banget, kan, hehehe. Dobel ancaman halus ala emak-emak gaul.
Yupp sudaaah dan dibantu juga di jelasin dari sekolahan di sesi sex edukasi. Memang penting banget mengenalkan pendidikan sex ke.anak.sejak kecil.yaa...(gusti yeni)
ReplyDeleteSeiring bertambahnya usia memang lumayan sulit memberikan sex education apalagi untuk kita masih lumayan tabu atau ngak nyaman, anakku 3 dan sudah jelang dewasa karena si sulung sudah semester 3. Aku lepas kontrol smartphone setelah mereka masuk SMA dan aku anggap sudah dewasa sebelum ini akun google mereka masih nyambung ke aku karena sekarang tontonan juga ngaruh. Meski sulit aku belajar bicara terbuka dengan anak-anak, begitu juga sebaliknya dengan sering ngobrol radar ibu akan jalan untuk mendeteksi jika ada yang mencurigakan.
ReplyDeleteIya, sex education itu memang penting
ReplyDeleteHarus diberikan ke anak
Tentu disesuaikan dengan usia anak juga bagaimana penjelasannya
Hal-hal dasar yang harus dipahami anak mengenai sex edu ini perlu banget diajarkan sesuai dengan tahapan perkembangan usianya. Dan satu hal yang aku inget banget, nasehat dari Ibu Elly Risman bahwa mengenalkan sex edu itu sesuaikan dengan gender anak. Misalnya anaknya perempuan, yang menjelaskan dengan detil adalah Ibunya, Sedangkan ketika anaknya laki, yang menjelaskan adalah sang Ayah.
ReplyDeleteDan selalu dikaitkan dengan kebesaran Allah yaa, kak.. Ini setuju banget.
Barakallahu fiik~
Aku jadi belajar lagi mengenai sex edu untuk anak.
Nada itu seperti anak perempuan saya Athifah (sekarang kelas 1 SMA) .. pertanyaannya dulu seperti Nada. Sewaktu bertanya bagaimana adiknya keluar dari perut, saya bilangnya lewat jalan lahir. Dia diam, gak nanya lagi ... saya lupa apakah dia bertanya lagi ndak ya (soalnya pertanyaan seputar itu banyak dan berulang). Nanya kapan dia nikah, nikah sama siapa, boleh ndak nikan sama sepupu atau teman atau adik, dll. Tanya ttg haid, kenapa bisa, waktu itu SD jadi saya jelaskan sebagaimana adanya.
ReplyDeleteZaman sekarang pendidikan seks memang sudah bisa dimulai sejak dini, ya. Dimulai dari dirinya sendiri, apa jenis kelaminnya, mana anggota tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain. Anakku laki-laki, waktu usia 7 tahun, pernah bingung kenapa kok mami nggak sholat. Aku jawab, sedang menstruasi. Lalu dia tanya menstruasi itu apa, tanda-tandanya gimana? Wkwkwk. Aku nggak nyangka dia akan sedetail itu pertanyaannya.
ReplyDeleteOke catat deh yaaa
ReplyDeleteAku dulu gak dapat pendidikan seks dari orang tua. Makanya sama Keponakan gak mau terjadi hal yang sama bahkan sama anakku nanti. Pengenalan hal dasar dulu kaya rasa malu atau bagian mana yang gak boleh disentuh orang lain
Been there mba hahahaaa... keringetan deh saat anak gadisku yang waktu itu kelas 2 SMP bertanya proses terjadinga adek bayi. Sampe sekarang masih terbayang situasi lucu dan ngakak saat lihat ekspresi si bocah saat mendengarkan penjelasan itu.
ReplyDeleteAnakku cewek yang nomor dua nih, Mbak, yang sering tanya kenapa begini kenapa begitu. Haha. Kakaknya yang cowok jarang sih tanya-tanya gitu. Apa anak cewek keingintahuannya lebih besar, ya? Kalau tanya ngejar terus pula. Hahaha. Memang kudu terus belajar ya kita sebagai ortu. Biar bisa jelasin ke anak tentang sex education (juga hal-hal lainnya) :)
ReplyDeleteTips praktis tetapi lengkap dan mengedukasi. Jadi ingat sama putra keduaku saat bertanya ke bapaknya waktu masih TK, "pak saya itu lahir lewat pantatnya mama yah?" Bapaknya cuma diam sambil ngelirik ke saya. Bingung mau jawab gimana Wkwkwk.
ReplyDeleteSetuju mba kalau sex education itu penting diberikan ke anak kita. Pastinya disesuaikan dengan umurnya dengan bahasa yang mudah dimengerti.
ReplyDeleteSex education utk anak-anak memang penting ya. Agar mereka mengerti, batasan-batasan mana dalam pergaulan jangan sampai bagian tubuh tersentuh.
ReplyDeleteSex education bikin anak-anak peduli dan bisa melindungi organ intim. Sekarang ini kasus pelecehan seksual bikin ngeri. Semoga anak-anak kita jadi anak yang pinter melindungi diri
ReplyDelete