Assalamualaikum,
Nada tahun depan sudah mau masuk SD, lalu sempet worry kalau-kalau nanti ada drama mogok sekolah. Padahal aku pribadi gak ada tuntutan Nada harus juara ataupun harus punya nilai akademik sekian. Nope! Aku yakin dan percaya setiap anak unik dan punya potensi di bidangnya sendiri-sendiri. Akhlak dan akidah itu nomor pertama, lain-lain nya nomor kesekian.
Gak khawatir kalau anak nilainya jelek, aku lebih khawatir kalau anak tidak suka belajar. Well, suka proses belajar adalah hal yang penting. Karena aku pribadi sangat suka belajar, belajar sesuatu yang baru, belajar sesuai peminatan. Jadi IRT sekarang malah dituntut untuk terus belajar, dan aku suka!
Mengikuti webinar parenting yang diselenggarakan oleh SD Darul Hikam beberapa waktu lalu yang diisi oleh narasumber bunda Romi. Memberikan insgiht-insight yang Masya Allah 'ngena' terlebih soal yang penting yaitu Komunikasi. Ingat! Komunikasi adalah kunci~
Di tulisan kali ini aku akan sedikit banyak meresume materi webinar yang menurutku noted banget nih dan penting jadi catatan buat orangtua dan pengasuhan dalam rumah.
Pembukaan Webinar
Pertama diisi oleh bu Attalia alias bu Cinta, yang selalu saja membuat tersenyum manja karena cantiknya Masya Allah. Bu Cinta menyampaikan beberapa poin yang intinya kita sebagai orangtua patut untuk memahami karamteristik anak, karena setiap anak berbeda dan mampu memahami mereka sesuai dengan karakternya. Orangtua perlu banyak belajar.
Bu Cinta juga mengapresiasi para orangtua uang ikut webinar begitu banyak artinya banyak orangtua yang concern pendidikan anak-anak.
Materi Webinar
Oke langsung saja ke materi, aku akan buat poin-poin yang sekiranya menjadi kunci.
Siapa sih yang gak kenal bunda Romi? Bunda Romi ini seorang psikolog klinis anak yang concern di bidang pendidikan. Udah sering juga berseliweran di tv ya.
Masalah Komunikasi
Bunda Romi menyampaikan bahwa orangtua memiliki peranan penting dalam meningkatkan motivasi belajar anak (Wahidin, 2019) dan pola asuh orangtua sangat berhubungan sangat signifikan terhadap hasil belajar (Wulanda dan Renda, 2020).
Namun, seringkali komunikasi dirasa kurang efektif, karena anak seringkali sulit memahami keinginan orangtua begitupun sebaliknya.
Fenomena yang kerap terjadi sekarang ini adalah orangtua merasa anak tidak menuruti arahan orangtua dan anak sekarang tidak seperti anak di jaman orangtua dulu. Sedangkan anak merasa orangtua terlalu mengatur dan tidak bisa memahami perkembangan jaman.
Membangun Komunikasi Efektif
Permasalahan tersebut yang biasanya menjadi tameng di komunikasi efektif. Sehingga penting sekali kita belajar bagaimana agar komunikasi kita dengan anak dapat efektif. Apa saja yang membangun komunikasi efektif? Diantaranya :
1. Kepercayaan
Integritas orangtua yang layak dipercaya. Bantu anak-anak untuk percaya pada kita selalu orangtuanya, sehingga mereka mau terbuka dan bercerita apa saja kepada kita. Keterbukaan salah satunya karena kepercayaan. Bangun rasa percaya anak kepada kita sedini mungkin.
2. Empati
Kemampuan menempatkan diri kita pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang lain. Membangun empati kepada anak ketika mereka bercerita adalah hal yang sangat penting. Apalagi jika anak masih usia SD ada dalam masa pengenalan emosi. Ketika ia bercerita tentang kekecewaan/kesedihan bantu terima dan dukung dulu emosi yang muncul "iya, pasti kakak kecewa ya.." sebelum menjelaskan lebih lanjut apa yang akan kita jelaskan pada anak.
3. Mendengar Aktif
Upaya untuk memahami pesan. Ditunjukkan oleh kontak mata, mengajukan pertanyaan, tidak memotong pembicaraan, memperhatikan bahasa tubuh, dll.
Sudah jelas sekali sih kalau mendengar aktif ini kita hadir secara penuh untuk mendengar cerita anak-anak, tanpa handphone atau apapun yang akan menjadi distraksi.
4. Asertif
Kemampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan keinginan dengan jujur dan langsung tanpa merendahkan diri sendiri ataupun menyakiti perasaan orang lain.
Contoh sederhananya seperti menyampaikan apa harapan kita pada anak tanpa membandingkan anak kita dengan anak lain. Ingin anak bisa membereskan mainannya sendiri tanpa diminta bisa disampaikan langsung secara jujur dengan bahasa yang mudah dipahami anak tanpa harus ada embel-embel "lihat tuh dia...".
Baca resume lanjutan di tulisan selanjutnya ya.
Bener sih, masalah komunikasi itu emang krusial banget. Salah salah ya gak pada nyambung, padahal maksudnya sama-sama baik.
ReplyDeleteLalu, aku pun kayak gitu mbak, yang penting anak suka belajar, karena kalau keinginan belajar dari kita, nanti ke depannya gimana donk yaa. Jadi, fokus utama di masa anak kecil, membangun antusiasme belajar dulu.
Kalau anakku tipe yang harus dibacain dulu baru nanti dia akan mengeksplor apa yang tadi dibacakan bersama. Mengulang soal-soal dari sekolah itu penting dan kadang anakku tuh kalau disuruh malah suka ngedumel. Hahahahaa...
ReplyDeletewah ada Bu Cinta, bener banget ini, kalau kita paham karakter anak dan gaya belajarnya, insya alloh kita akan bisa membersamai anak kita dengan baik, mau banget ikut webinar ky gini iiii
ReplyDeletesejak aku hamil, komunikasi menjadi hal utama, aku sering banget ajak anakku ngobrol sejak masih berbentuk zigot hehhee, harapannya saat besar nanti anakku jadi nyaman ngobrol sama aku termasuk tentang pelajaran
ReplyDeleteSeru banget, ada bu Cinta ternyata. Komunikasi yang baik dampaknya juga akan bagus untuk perkembangan anak. Kalau orangtua sudah paham karakter anak dalam belajar, Insya Allah semua dipermudah
ReplyDeleteBetul mba, pas dengar kata lihat tuh dia, kayaknya dunia runtuh deh. Aku pernah mengalaminya jadi mencoba nggak keceplosan. Komunikasi yg cerdas efektif supaya anak nyaman dan tetap dekat dengan kita ya mba..iya aku pun jg nggak ada target harus juara yg penting dia kuat pondasi akidahnya...smoga kita selalu dimudahkan dalam membimbing anak2 ya mba
ReplyDeleteMembangun komunikasi produktif ini gak bisa hanya dengan waktu yang singkat ya..
ReplyDeleteButuh yang namanya waktu dan kesabaran hingga pada akhirnya terbentuk bonding yang baik antara orangtua dan anak. Kangen banget ikutan seminar parenting dari Darul Hikam. Dan mashaAllah, memang putra-putri Pak RK alumnus DH.
Setuju, bahwasanya komunikasi antara orang tua dan anak itu menjadi penentu kenyamanan dalam sebuah keluarga.
ReplyDeleteDan juga akan berpengaruh pada kepribadian anak serta tumbuh kembang nya
Terima kasih rangkuman materinya mbk Iya nih kdng menghadapi anak tu ortu kudu teges rp di satu sisi tetep berempati dan mau memahami keinginan anak jg ya. Kdng juga kelepasan jd ortu membandingkan pdhl ya udah bolak balik paham itu gk baik buat anak2. Membaca ini jd lebih diingatkan kembali TFS
ReplyDeleteNah iya, kadang salah paham dikit aja bisa terjadi perselisihan pendapat dengan anak. Dan kalo anak udah ngambek, kadang susah banget dibujuknya. Sebagai orangtua aku juga harus belajar banyak dari ahlinya nih..
ReplyDeleteKarena aku belum ada anak, biasanya praktik parenting itu sama Keponakan. Kadang dia suka cerita kegiatan sekolahnya. Terus kita jadi pendengar deh. Komunikasi kaya gini bertahap dan memang harus terus dilakukan. Btw, nambah banyak ilmu ya webinarnya
ReplyDeleteKomunikasi adalah kunci ya mbak
ReplyDeleteKalau bisa berkomunikasi dengan baik sama anak, anak pun jadi lebih penurut termasuk saat diajak belajar bersama ya mbak
Kepercayaan jadi poin pertama untuk bisa menciptakan komunikasi efektif dengan anak ya mba. Sehingga anak juga jadi mau belajar. Aku dulu sama anak awalnya susah, ya udah dengan diubah gaya komunikasi malah nurut sekarang.
ReplyDeleteKomunikasi adalah koentji...dan tetap mesti cerdas melakukannya terutama untuk atasi anak yang enggak ini dan itu. Ngena benar materi webinarnya ya
ReplyDeleteMembangun komunikasi sejak kecil penting ya mak, aku juga terus berusaha ini agar anak terus bisa ngobrol banyak sama aku. Jangan sampai dia lepass ngobrolnya
ReplyDeletekomunikasi memang penting banget ya mba.. anak -anak juga harus mengerti dan komunikasi yang lancar memang bisa banyak membantu
ReplyDeleteBermanfaat banget ya webinarnya. Saya jadi dapat insight menarik. Memang memperlakukan anak itu sebaiknya seperti sahabat saja.
ReplyDeletesaya sampai hari ini masih belajar banget nih cara komunikasi efektif sama anak ini, mbak. baca berbagai buku dan referensi. ada yang berhasil ada juga yang nggak. heu
ReplyDeleteSaya menantikan tulisan selanjutnya mbak.
ReplyDeleteMendengar aktif, duh ini yang masih suka lalai nih pada diri saya. Denger anak cerita tapi nggak menatap matanya, malah menatap ke handphone/TV. Atau mendengar dia cerita sambil mengerjakan pekerjaan rumah tangga
anak itu sebenarnya pembelajar sejati ya mak. Yang penting metode dan pendekatannya pas. Kudu aktif sih kita sebagai gurunya harusnya
ReplyDeleteAnakku dibiasakan cerita pulang sekolah apa yg terjadi. Alhamdulillah komunikasi berjalan meski kadang ngambek kalo emaknya sibuk gak perhatian hihihhi
ReplyDelete