Assalamualaikum,
Aku sangat tertarik dengan pola parenting ala Jennifer Bachdim. Pasti sudah banyak yang tahu bahwa istri Irfan Bachdim ini so strong, Masya Allah. Baru saja melahirkan anak ke-4 nya dan saat melahirkan mom Jen sempat memotong tali pusar bayinya sendiri, Masya Allah. Gak kebayang sih kalau aku sepertinya masih meraung-raung kesakitan,wkwk.
Selain urus 4 anak tanpa nanny dan ART, Ditambah suaminya, Irfan Bachdim juga sering keluar kota, mom Jen juga masih sempat olahraga, oh no!! Gimana bisa?.
Mom Jennifer suka buka QnA di story instagram nya, aku salah satu Followers yang sering mengikuti aktivitasnya walau gak setiap hari juga. Ketika buka instagram, aku selalu sempatkan melihat akunnya mom Jen dan belajar parenting ataupun lifestlye darinya. Gaya hidupnya yang sehat termasuk gaya parenting nya yang membuat anak-anaknya mandiri.
Lalu kalau aku simpulkan dari pengamatan selama ini, mom Jen menerapkan 3 hal ini ;
1. Melatih Life Skills pada Anak Sejak Dini
Melatih dan membiasakan life skills pada anak ternyata sedini itu. Jadi mom Jen, sudah mulai membiasakan anak tidur sendiri di tempat tidurnya sejak umur 3 bulan. Lalu lanjut pindah ke kamar anak sendiri dari umur kurang dari 2 tahun lho. Ini salah satu kunci juga ibu waras karena tidur nya lelah, tidak begadang atau diganggu bayi yang tidur berdampingan. Bayi pun punya kualitas tidur yang jauh lebih baik ternyata. Tentu tidak bimsalamim bisa tidur sendiri ya, mom Jen jelas melatih-nya juga, ya ada pasti trial dan error karena proses adaptasi.
Begitupun dengan proses makan, mom Jen membiasakan jam makan, pola makan seperti duduk di baby chair setiap makan, belajar makan sendiri dsb. Secara rutin dan disiplin sejak kecil. Sehingga anak-anak nya terbiasa dengan jam makan. Ini juga membantu ibu waras dengan tidak terus-terusan membersihkan sisa makanan atau camilan anak-anak. Huhu
PR aku sih mungkin banyak moms lain juga yang sama. Karena kadang kasih camilan di waktu kapan aja, jadi nya bersihin-nya juga di setiap waktu 😅. Dan gak setiap makan anak duduk di baby chair jadinya ya belepotan kemana-mana, beresin nya juga lebih cape ya.
Sampai anak yang pertama dan kedua nya sudah dibiasakan membantu pekerjaan rumah seperti mencuci piring, vacum lantai, masak dan melihat baju. Jadi mom Jen punya jadwal dan tugas untuk anak-anak nya dalam membantu pekerjaan rumah. Tentu ini dikenalkan sejak dini. Seperti diikuti sertakan dalam memasak, jadi ketika sudah agak besar anak mampu masak sendiri atau sudah lebih lihai dalam membantu memasak. Begitupun dengan pekerjaan rumah lainnya.
Ya ini memang benar-benar soal life skills. Mami Jen membentuk dan mengenalkan life skills ini sejak dini. Dengan disiplin juga kasih sayang dalam mengajarkannya, pelan tapi pasti membiasakan anak dalam hal-hal sederhana di setiap hari nya yang akhirnya membentuk kemandirian.
2. Percaya pada Anak
Banyak dari kita orang tua yang merasa anak belum mampu ketika diberi tugas ini dan itu. Bahkan ketika anak mencoba pun seringnya merasa keberatan karena banyak ketakutan.
Misalnya anak mencoba belajar tidur sendiri, orang tua merasa bahwa anak masih terlalu kecil untuk pisah kamar, takut ketika dia kehausan atau ingin ke toilet kalau malam, dsb. Atau misalnya ketika anak mau mencoba mencuci piring sendiri, orangtua ketakutan kalau piringnya pecah, atau kurang bersih, dsb.
Hal ini membuat anak tidak memiliki kesempatan berlatih dan mencoba sejak dini. Padahal jika dipikir, jelas anak tidak bisa langsung bersih ketika cuci piring, makan sendiri, dsb. Semua perlu proses latihan agar menjadi mahir bukan? Kalau anak belum diberi kepercayaan untuk mencoba, lalu kapan anak bisa mahir dalam melakukannya?.
Yang aku amati dari mami Jen adalah ia mampu percaya kepada anak-anaknya bahwa mereka bisa. Bisa mencoba dan berproses melakukannya. Sebenarnya ini hal yang cukup penting bagi kita orang tua untuk memberikan kepercayaan pada anak bahwa anak bisa, tetap dampingi anak selama proses itu.
Bahwa keyakinan dan kepercayaan orang tua ini sangat berpengaruh pada mental anak juga. Apabila orangtua banyak ke khawatiran, larangan dan ketakutan, jelas anak akan merasakan itu dan menjadikan anak tidak percaya diri juga tidak berani melakukannya. Sebaliknya, jika orangtua percaya pada anak dan mendukung, memotivasi nya agar mau dan mampu perproses, anak akan jauh percaya diri dan berani melakukannya.
3. Konsisten
Ini poin penentu sebenarnya. Konsisten itu sulit. Inkonsisten akan membuat anak jadi kebingungan dan hilang arah. Justru konsisten ini yang membuat anak-anak kuat.
Mami Jen membuat semua konsisten sejak anak pertama sampai sekarang anak keempat. Semua sama dan konsisten dilakukan. Sehingga ini sangat membantu mami Jen juga untuk menjalani hari-hari tanpa nanny ataupun ART dirumah, karena semua anak-anaknya mandiri sejak bayi, Masya Allah ya.
Mom Jen dan Kita Tidak Sama
Persoalanan nya adalah mom Jen dan kita tidak sama. Bahkan setiap individu pasti berbeda satu sama lain, bukan hanya kita yang ibu biasa dengan mom Jen yang menurutku ibu luar biasa. Betul! Beda kebiasaan, beda latar belakang, beda budaya membuat kita tidak sama dengan mami Jen.
Mungkin mami Jen mengasuh anak dengan fasilitas lengkap seperti rumah yang cukup luas sehingga anak-anak punya kamar sendiri, bahkan bayi punya box tidur sendiri. Anak-anak punya baby chair untuk dia makan duduk, sedangkan banyak ibu yang kesalahan harus kejar-kejaran karena gak punya baby chair, dan perbedaan lainnya.
Well diluar perbedaan itu, tetap ya tidak jadi pembenaran juga bahwa kita tidak bisa membentuk anak-anak menjadi mandiri seperti mami Jen. Tetap kita mampu dan bisa mengajarkan itu, walau misalnya terbatas fasilitas, tetap kita bisa change dengan kondisi kita masing-masing dirumah.
Apa yang dirasa penting, ya berupaya buat prioritaskan itu. Misal seperti gak punya baby chair tapi menurut moms itu penting, moms bisa beli yang preloved misalnya, atau turunan dari anak kakak ipar, teman, dsb. Tidak perlu beli baru juga kan. Ya itu hanya contoh saja, walau prakteknya mungkin lebih sulit ya. Tapi yakin bisa ko, sesuai porsi dan prosesnya masing-masing dari kita ya moms.
Melihat gaya parenting influencer bukan menjadikan bahan perbandingan, jadikan itu bahan untuk belajar kita lebih baik. Yang tau pengasuhan yang cocok untuk anak-anak kita dirumah, ya kita dan suami. Selamat hari senin ya moms 🤍.
Semua ibu saya rasa luar biasa kok. Mendidik anak bukan perkara mudah dan masing2 pasti punya cara sendiri. Mendapatkan inspirasi dari para mama selebgram boleh2 saja. Pada prakteknya tetap disesuaikan sama kondisi mama dan anak2nya ya. Pssst, saya termasuk anak yg gak boleh ngapa2in wkt kecil :)))) Entah krn mama saya males ribet atau dia gak percaya sama saya :)))
ReplyDeletePeran seorang Ibu emang lar biasa banget menurutku, bagaimanapun kondisinya, Ibu adalah manusia hebat yang bisa dengan lhainya mengurus rumah tangga. Ngurusin suami, anak, ngurus rumah, kadang mash ada Ibu yang kerja juga
ReplyDeleteMeskipun ngak follow tapi aku sempet lihat beberapa kali soalnya berseliweran di TL IG aku, di luar fasilitas yang dia dapatkan memang gaya parenting Jennifer sangat bagus, anak-anak diajarkan untuk mandiri sejak dini dan membantu pekerjaan rumah, di satu sisi pembiasaan seperti ini akan membantu meringankan pekerjaan seorang ibu tapi di sisi yang lain anak akan memiliki life skill yang sangat bermanfaat untuk hidupnya kelak. Seperti memasak, skill ini bermanfaat banget setelah anak bujangku kuliah di luar kota dan jauh dari orangtua...dia bisa survive urusan makan tanpa harus bergantung membeli makanan matang setiap hari.
ReplyDeleteAaahh. bener, kalau liat gaya parenting (well, kehidupan secara keseluruhannya sih ya), bikin kagum banget banget. Pastinya mom Jen juga udah sabar dan ikhlas ya kalau rumah berantakan juga. Makanya memang perlu banget ngajarin anak life skill dan perasaan peduli sama lingkungannya. Jadi anak2 kalau liat rumah yang berantakan juga bisa peduli untuk membersihkannya. MasyaAllah deh ya. Semoga kita bisa mengambil pelajaran yang baik-baiknya dari mom Jen ya mbak, salut banget juga aku sama dia.
ReplyDeleteMelatih anak mandiri sejak dini, emang patut banget dicontoh ibu-ibu muda ya. Kalau dulu saya, duh rasanya gak tega..Kuatir tersedak lah, takut tengkurep terus jadi susah bernapas lah, pokoknya banyak banget yang menghantui. Kalau anak-anak dengan orang tua dasar pendidikan barat, yang kayak gitu sudah jago ya. Mereka tahu apa yang harus dilakukan, ketika mengajarkan anak-anak tidur sendiri sejak dini, seperti Mom Jen ini...
ReplyDeleteparenting itu memang seni ya mba.. kita bisa banyak melihat, observasi dan belajar dari berbagai sumber, tapi kita juga bisa memformulasikan apa yang paling tepat buat kita
ReplyDeleteWow keren ini gaya Jennifer dalam mendidik anak, apalagi dengan 4 anak ya. 2 jempol untuk Jen
ReplyDeleteSalam : Dennise Sihombing
Karena Jennifer lahir dan besar di Jerman dimana anak biasa diasuh sendiri ortu tanpa ART dan nanny jadi saat dia menerapkan itu di Indonesia banyak yang kaget..kok bisa! Padahal ya seperti yang dituliskan di sini, pembiasaan juga adanya bantuan dari alat dan teknologi sehingga tanpa asisten pun urusan domestik lancar.
ReplyDeleteAku pernah tinggal 2 tahun di Amerika dan memang dengan dua balita semua kok ya lancar jaya, termasuk misalnya bikin acara pengajian ngundang 10 keluarga Indonesia (30 an orang) ya masak sendiri menunya, beberes dll..bisaaa! eh pas sampai Jakarta lagi, manja lagi hihihi Perlu dibantu asisten dan ujung-ujungnya apa-apa beli
jarang banget nih artis yang ngurusin anaknya tanpa dibantuin, 4 anak pula..terus masih bisa sehat dan cantik seperti itu ..
ReplyDeleteluar biasa nih strong baik mental maupun fisiknya
makasih nih tipsnya mba, semoga bisa aku terapkan sama anak-anak (riafasha)
Aku pun salah satu fansnya Jennifer Bachdim karena memang amazing mom banget dia. Dengan sekarang anak sudah 4, tanpa nanny, melakukan kegiatan rumah sendiri, balance life bangetlah. Apalagi dengan anak-anak, kerena banget ini mama Jen.
ReplyDeleteSeneng banget liat gaya pengasuhan para artis ini.
ReplyDeleteTapi lebih dari itu, aku lebih seneng kalo lingkungan juga bagus. Jadi memang kudu dimulai dari sebelum menikah ya.. Tapi bener sih, selalu ada karakter unik yang dimiliki seorang Ibu dan itu tentunya tidak sama.
Menjadi seorang ibu itu memang perlu banyak ilmu dan terus upgrade ilmunya tentunya kalau punya dana lebih mending kita ikut pelatihan ataupun kursus menjadi Ibu yang dibanggakan oleh keluarga keren banget ini tema parentingnya dan aku sangat menyukai
ReplyDeleteAku juga salut dgn mami Jen. Tp aku garis bawahi banget nih, kita tdk sama. Mungkin dulunya mama mami Jen juga nerapin kayak gini, atau setidaknya ngajarin life skills yg simpel2.
ReplyDeleteJadinya pas punya anak, mami Jen percaya diri. Dan hrs jauh2 dr orang toxic sih, krn baru melahirkan rawan sensi sm omongan orang.
Terima kasih sharingnya mba. Di rumah anak2 aku juga kudidik banyak hak termasuk pekerjaan rumah. Dan anak aku juga diberi tugas2 tambahan selain main dan belajar.
ReplyDeletePola pengasuhan orang tua kepada anak Tidak akan sama. Tapi bukan berarti pengalaman orang lain tidak berharga buat yg lain ya ... Ambil yg baiknya, yang kurang baik, kita coba perbaiki yuk...
ReplyDeleteAh bener banget, bagus memang untuk mengambil teladan yg baik dr parenting orang lain. Namun, jangan serta merta membandingkan diri karena salah2 bukannya jd positif tp malah jd negatif karena merasa kita nggak bisa kayak dia. Sikonnya kan beda2 yaa...
ReplyDeleteiya semua ibu itu luar bisa menurut aku mbak, salah satunya ya mbak Jen ini alhamdulillah dia punya kesadaran merawat dan mengasuh anak-anaknya sendiri karena pola asuh pada anak itu memang penting karena nantinya akan berdampak pada kelekatan anak dengan kedua orang tuanya
ReplyDeleteMom Jen memang luar biasa banget sih, tanpa ART atau Nanny. Mungkin kalau saya udah teriak-teriak..hahahaha
ReplyDeleteSetuju, Mbak. Setiap Ibu itu hebat dengan perannya masing-masing. Karena latar belakang kita beda semua.
Percaya pada anak, ini yang terus saya coba latih mbak. Saat si kecil bilang mau bantu cuci piring, dalam hati udah perang aja, ntar jadinya lama, ntar pasti mainan air, pasti mainan busa, ntar piringnya jatuh, terus pecah. Padahal kalau kita telaten ngajari, nunggui, semua kekhawatiran itu nggak terjadi
ReplyDeleteSelalu amaze deh dengan Jennifer Bachdim ini. Masih muda, tapi ngurus keluarganya keren banget. Aku dulu waktu tahu dia pacarnya Irfan Bachdim, aku underestimate dia. Ya palingan cuma ngandelin kecantikan dan keseksiannya aja. Pas udah nikah dan punya anak, wow, salut banget. Aku yang udah punya anak gede, yang kalo dilihat usia pernikahan bisa dibilang lebih senior, tapi cara ngurus keluarga dan ilmu parentingku payah. Kudu banyak belajar deh kita dari dia ya.
ReplyDeleteHebat ya parenting nya meski gak follow tapi suka lewat di beranda dan fyp
ReplyDelete