Assalamualaikum,
Pernah bertemu atau berhadapan dengan orang yang harus pujian, merasa diri lebih baik dan tidak memiliki empati pada orang lain? membayangkannya saja sudah malas ya, apalagi kalau harus berhadapan secara langsung
Hai! apa kabarnya teman-teman semua? semoga dalam keadaan sehat dan bahagia selalu ya!. Alhamdulillah, tanggal 18 Mei 2024 saya bersama teman-teman blogger bandung berkesempatan hadir di acara KEB Intimate Series yang diadakan di Lawangwangi Art Space. Kali ini membahas tentang NPD yaitu narcissistic personality disorder dengan narasumber mba Kartika Soeminar yang merupakan Narsistic Abusive Survivor. Membagikan kisah dan pengalamannya mengalami pergulatan batin disebabkan perlakuan abusive dari pasangannya pengidap NPD. Didampingi juga oleh dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ selaku dokter spesialis jiwa dan mba Mira Sahid selaku founder dari KEB (Kumpulan Emak-Emak Blogger) sebagai pembawa acara.
Teman-teman sudah dengar istilah NPD atau narcissistic personality disorder? Saya pribadi baru mendengar beberapa kali dan sempat baca sekilas-sekilas tentang gangguan kepribadian ini. Ternyata,
NPD (narcissistic personality disorder) merupakan salah satu gangguan kepribadian yang biasanya memiliki lever narsistic yang ekstreem. Kepribadian yang superior, haus pujian dan nir-empati.
Namun, dibalik topeng kepercayaan diri yang besar, penyitas NPD mudah depresi jika suatu hal tidak berjalan sesuai imajenasinya. Dalam ranah psikologi, NPD merupakan salah satu gangguan mental yang membuat pengidapnya butuh untuk dikagumi.
Kebayang gak sih hidup dengan penyitas NPD puluhan tahun?
Kartika Soeminar #BreakTheSilent ; 23 Years of Narsissic Above Survival
"Seiap kali membahas masalah, tidak pernah ada jawaban iya atau tidak, saya dibuat bingung. Seolah-olah itu kesalahan saya. Beliau begitu manipulaif, pintar memutarbalikkan cerita dan seolah-olah saya tidak berharga dan tidak membuatnya bahagia. Padahal saya selama ini yang berjuang sendirian." Ungkap mba Kartika sambil berkaca-kaca dan menyeka air matanya.
"Saya bertahan karena berharap dia dapat berubah seiring berjalannya waktu, namun ternyata saya salah. Dia tidak pernah berubah. Kekerasan fisik tidak pernah saya alami namun kekerasan mental dengan perkataan dan sikap ternyata jauh lebih jahat" Tambahnya.
Membagikan pengalamannya dalam #KartikaSoeminarStory selama 23 tahun mengalami pergulatan batin sampai sempat mengalami depresi kronis akibat perlakuan abusive oleh pasangannya sendiri pasti berat dan terbawa emosi, menceritakan kembali sama dengan harus mengingat kejadian pilu yang dialami bukan?. Namun, semangatnya untuk berbagi melebihi kesedihannya dahulu #BrokenButUnbroken. Kartika Soeminar meyakini tidak hanya beliau tapi banyak perempuan lainnya yang mengalami nasib yang kurang lebih sama namun sayangnya belum tau dan belum mampu untuk bisa lepas dari abusive orang yang mungkin terindikasi NPD. Oleh karenanya, membagikan kisah dan cerita untuk membatu para perempuan diluar sana yang masih terkungkung oleh ketidakberdayaan agar bisa bangkit dan mandiri.
"Saya berjuang 23 tahun untuk terlepas dari orang NPD tentu tidak mudah, saya terus berjuang dan tidak menyerah. Saya ingin mengajak perempuan lainnya untuk juga berjuang karena kita berhak dihargai dan berhak bahagia".
Kartika Soeminar juga membagikan juga kisahnya yang berjuang untuk lepas dan pulih #NPDSurvivor. Dimulai dengan melihat video edukasi di akun tiktok mengenai ciri NPD lalu merasa hal tersebut sama seperti ciri yang dialaminya. Beliau mencoba konsultasi dan memberi keikuatan dalam dirinya untuk bisa lepas dari perlakuan abusive pasangannya.
Wanita paruh baya tersebut mengungkapkan pentingnya care pada kesehatan mental diri sendiri. Ada beberapa hal yang beliau diupayakan secara konsisten untuk bisa pulih dan bangkit, diantaranya :
- Komitmen dalam merawat diri fisik dan mental
- Hidup sehat dengan pola makan dan olahraga
- Memilih lingkungan pertemanan yang positif
- Menulis dan berbagi
- Mendekatkan diri pada Allah
Narcissistic Personality Disorder dari Sudut Pandang Kedokteran Jiwa
dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ menjelaskan bahwa seseorang dengan diagnosis NPD hampir selalu merasa unggul daripada orang lain di sekitarnya. Para pengidapnya dapat mudah tersinggung dan mudah meremehkan orang lain serta anti-kritik.
"Gejala halus dari narsistik adalah ketika kepercayaan diri seseorang melampaui batas di mana mereka secara konsisten menyiratkan bahwa mereka lebih unggul dari orang lain. Misalnya, saat mengerjakan satu proyek kelompok, memposisikan pendapat mereka sebagai sesuatu yang lebih berwawasan luas atau berharga". Ungkap dr Zulvia.
Ciri atau gambaran Umum Penyitas NPD, diantaranya :
- Kesombongan yang berlebihan, fantasi terhadap kesuksesan, kekuasaan, kecantikan dan kecerdasan.
- Perasaan istimewa, ada kebutuhan akan pengakuan.
- Kurangnya empati.
- Eksploitatif.
- Ketidakstabilan emosi.
- Masalah relasi interpersonal.
- Ketidakmampuan menerima kritik.
- Perilaku manipulatif dan mendominasi.
Apa penyebab seseorang dapat terdiagnosis NPD?
Sarah Graham, seorang konselor spesialis NPD asal Inggis dalam laman resminya merinci beberapa penyebab ilmiah seseorang terdiagnosis NPD, diantaranya :
1. Orang Tua Toxic dan Narsistik
Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik umumnya berasal dari laar belakang keluarga dengan orang tua narsistik. Orang ua mengendalikan setiap keputusan penting sang anak. Anak-anak didorong untuk melawan satu sama lain dan dilarang mengutarakan pendapat yang berlawanan dengan orang tua.
2. Anak yang Tak Dianggap
Sebagian orang dengan NPD adalah mereka yang tidak pernah dianggap atau diabaikan oleh orang tuanya saat masa kecil. Biasanya mereka jadi anak yang pemalu, pendiam dan penyendiri sehingga tidak menarik perhatian orang tua narsistik. Akibatnya mereka terabaikan dan disingkirkan oleh keluarga.
3. Trauma Penolakan
Penolakan dan penghakiman ketika masa kecil bisa berkontribusi terhadap gejala NPD. Berakar dari kenyataan bahwa mereka ditolak saat menjadi dirinya sendiri, bisa memunculkan perasaan marah, kebencian, rasa malu, bersalah dan frustasi yang pada dilirannya memicu orang tersebut untuk membela diri.
4. Faktor Keturunan
Banyak orang mungkin tidak menyadari pola perilaku mereka merupakan warisan dari generasi sebelumnya yang diturunkan baik melalui genetik maupun pemodelan perilaku. Orang tua narsisik cenderung mencontohkan perilakunya kepada anak-anak yang kemudian secara tidak sadar diikui sang anak sebagai kebenaran yang hakiki. Tidak dapat dihindari biasanya pola atau luka itu akan diteruskan ke generasi berikutnya.
Apakah #Narsisstic Personality Disorder Bisa Disembuhkan?
dr. Zulvia Oktanida Syarif, Sp.KJ juga menjelaskan bahwa,
NPD adalah gangguan mental yang kompleks, sulit disembuhkan sepenuhnya.
Orang dengan NPD dapat datang ke professional karena masalah kehidupan atau karena ada komorbiditas gangguan mental lain. Meskipun tidak dapat dipulihkan sepenuhnya, orang dengan NPD dapat mengalami perubahan signifikan dengan terapi yang tepat dan komimen untuk perubahan. Psikoterapi yang bisa dilakukan untuk orang NPD adalah psikoanalisis, psikoterapi psikodinamik, Cognitive Behavior Therapy, Dialectical Behavioral Therapy.
Cara Menghadapi Orang dengan NPD
Dengan gambaran umum penyintas NPD diatas, terbayang bagaimana ketika harus berhubungan dengan mereka. Apalagi jika memang ada disekitar lingkungan dekat kita, bijak dalam bersikap harus diupayakan dalam menghadapi orang dengan NPD. Bahkan dr. Zulvia menjelaskan jika beberapa kasus penyitas NPD meledak-ledak emosinya karena memang tidak stabil emosinya. Ketika itu kita hanya perlu mengabaikan, membatasi dan menghindari pertengkaran. Ada beberapa poin juga yang disampainya untuk kita bisa menghadapi orang dengan NPD lebih bijak dan tetap mengutamakan kesehatan mental diri. Diantaranya :
- Tetap tenang dan terkendali.
- Buat batasan dan tetap teguh.
- Bicara dengan tenang, jelas, terbuka dan jujur.
- Hindari menyerang, menyalahkan dan mengkritik.
- Fokus pada fakta dan solusi.
- Jaga keamanan juga kesehatan fisik dan mental.
- Jika dalam konflik, pilih tindakan dengan bijak, hindari konfrontasi yang idak perlu.
- Beri batasan!
Selalu ingat bahwa kita tidak dapa mengontrol dan menyelamatkan orang dengan NPD.
Penutup
Banyak pesan dalam acara ini, bagaimana kita harus memprioritaskan kesehatan mental dan fisik diri sendiri #NPDAwareness. Terlebih bagi seorang ibu, banyak sekali catatan untuk kembali direnungkan tentang pola pengasuhan pada anak-anak. Pastikan pola pengasuhan juga role model yang kita berikan sebagai orang tua dapat membentuk anak menjadi anak yang sehat jiwanya dan badannya.
Acara KEB Intimate Session bersama Kartika Soeminar ini akan berlangsung di beberapa kota di Indonesia. Beruntungnya bisa bergabung di chapter Bandung dan bertemu dengan teman-teman blogger lain. Salam sehat untuk kita semua!
Peran keluarga juga sangat penting agar anak tidak menjadi seorang NPD.pondasi pembentukan karakter anak memang harus di bentuk sejak dini
ReplyDeleteBetul sekali, terimakasih sudah mampir ya!
Deleteberarti penyintas NPD ini harus selalu konsultasi ke psikolog ya untuk pengobatan rutin
ReplyDeleteKonsultasi harus atas dasar kesadaran dirinya sendiri, sayangnya untuk menyadari dirinya NPD itu kebanyakan kasus agak sulit.
Delete