2 Kegiatan Sederhana yang Bermanfaat untuk Menyalurkan Emosi Anak

 Assalamualaikum, 

Perkembangan emosi anak salah satu yang tidak kalah penting untuk di stimulasi secara optimal. Beberapa pakar pendidikan juga sudah mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi ini salah satu bagian penting dalam tumbuh kembang anak bahkan ketika dewasa kelak. Pribadi yang memiliki kecerdasan emosi ternyata jauh lebih unggul dalam persaingan dunia secara global. Seperti memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki empati dan attitude yang baik, memiliki sikap disiplin juga konsistensi, dsb. Hal tersebut tentunya diraih dari kecerdasan emosi yang matang.  Sayangnya, banyak juga orang dewasa yang belum mampu mengelola emosi nya dengan baik, malah cenderung memendam bahkan tidak tau cara menyalurkan emosi yang seharusnya. Hal ini berkaitan juga dengan kesehatan mental diri.

Kecerdasan emosi tentunya dibentuk sedari dini, bagaimana parents mengenalkan berbagai emosi lalu membantu anak mengenalkan cara memahami emosi, menyalurkan sampai pada mengelola emosi tersebut. Tantrum salah satu yang paling sering dikaitkan dengan emosi anak toodler, tentu ini merupakan sarana bagi parents dalam mengenalkan juga mengarahkan perkembangan emosi yang baik. 

Cara Mengenalkan Emosi pada Anak :

  • Mengenalkan Berbagai Jenis Emosi, seperti ; marah, sedih, senang, kecewa, dsb. Hal ini sebagai dasar pemahaman tentang emosi, parents bisa bantu dengan contoh video atau bermain flashcard.
  • Validasi Emosi yang Muncul pada Anak, seperti ; ketika anak sedang trantrum validasi emosinya dengan berkata "adek marah karena ibu tidak kasih mainan itu?", "kakak sedih karena ayah berangkat kerja?", dsb. Dengan mem-validasi perasaan atau emosi anak yang muncul ia akan memahami bahwa 'oh ini perasaan marah itu, oh ini perasaan sedih itu'.
  • Bantu Anak Mengungkapkan Emosi yang Hadir. Setelah kedua poin tadi dikenalkan secara rutin, kemudian beri kesempatan anak untuk mengungkapkan emosinya. Hal ini bisa kita pancing dengan bertanya "apa yang adek rasakan?", "bagaimana perasaannya hari ini disekolah?", dsb. 

Dengan beberapa cara diatas anak dapat mengenal emosi dasar dan mengungkapkan emosi yang hadir, ini salah satu dasar bagi perkembangan emosi anak juga pengelolaan emosi yang baik. Selain mengenalkan juga mengarahkan emosi yang hadir, parents juga dapat melakukan beberapa kegiatan agar penyaluran emosi anak lebih tersalurkan dengan baik. Karena ternyata, emosi yang hadir wajib disalurkan, dikeluarkan agar tidak mengendap di alam bawah sadar dan menjadi bom waktu akhirnya. 

2 Kegiatan Sederhana yang Bermanfaat untuk Menyalurkan Emosi Anak

1. Free Drawing

Menggambar bebas ini sangat sederhana dilakukan, parents hanya perlu menyediakan kertas juga pensil warna/crayon/cat air lalu biarkan anak menggambar apa saja sesuka hatinya tanpa ada arahan atau kritik dari kita. Selain merangsang kretaivitas, mengembangkan motorik harus, free drawing juga salah satu bentuk penyaluran emosi. 

Beberapa alat tes psikologi menggunakan fasilitas gambar sebagai sarana melihat keadaan psikologis seseorang. Sehingga tidak heran ketika kita mengerjakan suatu gambar atau menulis tangan setelahnya lebih merasa plong atau merasa lebih tenang. Parents mungkin sering mendengar art therapy, ini membuktikan bahwa drawing salah satu penyaluran emosi yang baik.

2. Deep Talk

Dalam salah satu seminar parenting yang aku ikuti, Zain Permana seorang psikolog yang merupakan emateri saat itu mengungkapkan bahwa parents perlu membangun kedekatan secara psikologis dengan anak. Sebagaimana kita ingin anak menceritakan segala hal yang ia rasakan, alami pada kita orang tuanya tentu diawali dengan kita dulu untuk mau bercerita pada mereka. Ungkapkan apa yang kita rasakan, kejadian saat itu yang kita alami dan bisa dibagikan pada anak, misalnya ; "Nak tadi ayah dijalan agak kesal karena macet panjang sekali, jadi telat ke kantor deh!" mungkin anak akan mengomentari beberapa hal dan itu sangat bagus, misalnya anak mengomentari "harusnya ayah berangkat lebih pagi". Hal ini bisa kita tanggapi dengan positif sebagai masukan yang positif juga, sehingga suatu saat anak bercerita dan kita mengomentari ceritanya akan di respon menjadi sesuatu yang positif juga seperti apa yang kita lalukan.

baca juga : 3 Manfaat & Cara Membangun Deep Talk dengan Anak

Membangun kedekatan secara psikologis dengan anak salah satu upayanya dengan deep talk, banyak ngobrol dengan tidak menghakimi dan saling menghargai hal yang dibagikan saat itu. Deep talk ini sangat membantu dalam penyaluran emosi. Ketika kita menceritakan sesuatu yang menjadi beban pikiran kepada orang lain yang dirasa nyaman, beban itu akan lebih ringan setelah diceritakan walaupun mungkin solusinya belum ada. Lakukan deep talk dengan anak sedini mungkin, bangun hubungan psikologis yang erat dengan anak sedini mungkin karena semakin ia beranjak besar semakin sulit untuk kita dapat membangun hubungan psikologis yang erat.

Semoga beberapa tips tadi membantu parents dalam mengembangkan kecerdasan emosi pada anak sedari dini ya! terimakasih sudah membaca, see you di tulisan selanjutnya.


Comments

  1. Memang punya anak anteng itu tampak menyenangkan tapi tetap butuh perhatian ya untuk memastikan dia cukup sarana dalam mengembangkan kecerdasan emosi

    ReplyDelete
  2. Deep talk bikin hal hal yang ruwet di diri anak bisa terurai ya mbk.. Apalagi kalo ketemu sama anak yang cenderung pendiam, lebih suka mengurung diri. Jadi PR banget harus membangun kedekatan dengan anak sedini mungkin

    ReplyDelete
  3. Deep talk dibutuhkan sampai dewasa, tetapi memang harus dimulai sejak dini agar bisa mengaplikasikan lebih baik seiring usia, sangat membantu dalam mendewasakan pikiran dan juga mendewasakan hati...

    ReplyDelete
  4. Rutin melakukan deep talk juga akan terasa ketika anak-anak mulai remaja dan dewasa. Masa di mana anak katanya lebih suka main dengan teman-temannya. Tapi, kalau sejak kecil udah dekat dengan orangtua, anak akan tetap mau menceritakan perasaanya ke orangtua

    ReplyDelete
  5. Aku juga sering deep talk sama anak-anak, dan ini efektif banget dalam menyalurkan emosi. Harapannya semoga sampai kapanpun, orang tua bisa jadi tempat cerita yang nyaman buat anak-anak. Dan jangan lupa buat selalu memvalidasi emosinya.

    ReplyDelete
  6. Deep talk yg kadang aku lakuin dengan anak2. Sekedar bercerita ttg hari itu, apa yg aku rasain, jadi anak2 paham apa yg bikin maminya kesel, marah, seneng.

    Aku pun ga mau perkembangan emosi anak jadi terganggu hanya krn tidak diakui.

    Pernah baca seorang dewasa yg emosinya terganggu, krn saat kecil dulu dia dilarang nangis, dilarang sedih, kalo pun seneng ga boleh terlalu seneng. Akhirnya saat dewasa dia sendiri bingung mengekspresikan perasaan.

    Kasian liatnya. Jangan sampai anak2 kita seperti itu nanti

    ReplyDelete
  7. Kalau saya sering deep talk sama anak-anak, terutama si sulung yang memang udah remaja. Kasian sih mereka sering kena amukan maknya yang stres menghadapi semuanya sendirian :(

    ReplyDelete
  8. Kita memang perlu mengenalkan berbagai emosi pada anak biar mereka paham dengan apa yang dirasakannya. Saya kadang deep talk dengan anak sih buat tahu apa yang dia rasakan.

    ReplyDelete
  9. sering2 deh deep talk sama anak. selain menjalin hubungan emosional, anak2 pun gak perlu segan untuk bercerita sama orang terdekatnya.

    ReplyDelete
  10. anakku yang ke dua sebelum tidur suka banget ngajak ngobrol. padahal dia matanya sudah dimeremin tapi masih ngobrol trus ntar bolak balik baca doa sebelum tidur karena ngobrol tadi. hihi

    ReplyDelete
  11. Membangun kedekatan dengan anak penting dilakukan sejak dini atsu srjsk kecil. Hal ini akan menjadikan anak (setelah remaja dan deeasa) jadi terbiasa untuk selalu curhat pada orang tuanya bila ada masalah.

    ReplyDelete
  12. Selain ngobrol, ternyata menggambar bisa jadi langkah dalam meredam emosi ya. Daku juga pernah dengar, kalau mewarnai juga bermanfaat seperti itu juga. Sehingga bisa kolabs deh usai menggambar maka mewarnai

    ReplyDelete
  13. Di keluargaku termasuk yang kurang memvalidasi soal perasaan. Jadi aku gak mau nurunin itu ke Keponakan. Mulai deh ngenalin dia sama emosi, validasi, juga ungkapin emosi. Gambar bebas, aku juga ngakuin itu dan kadang-kadang ngobrol. Sesekali teriak-teriak sama dia biar emosinya keluar, gak ngendap di dada

    ReplyDelete
  14. Bermanfaat banget buat aku yang belum mempunyai anak. Bisa aku terapkan kelak. Deep talk itu memang sangat penting ya ternyata. Bukan hanya deep talk dengan pasangan saja, melainkan dengan anak supaya makin terbentuk bonding nya.

    Kalau anak punya rasa percaya buat bercerita sama orangtua, itu sebuah langkah bagus. Anak bisa percaya orangtua dan orangtua makin paham kondisi anak.

    ReplyDelete
  15. Iya mengenalkan emosi penting sejak dini ya jadi anak lebih mengenal diri dan orang lain, bisa memahami apa yang sedang ia rasakan, empati pada orang lain juga..

    ReplyDelete
  16. Betul sekali kak deep talk ini memang penting banget ya apalagi di masa pertumbuhan anak-anak ya perlu mengembangkan kecerdasan anak

    ReplyDelete
  17. Wah, aku baru tahu klo menggambar bisa menjadi kegiatan untuk menyalurkan emosi anak
    Makasih infonya ya mbak

    ReplyDelete
  18. Jadi inget masa-masa ituu...
    pas anak-anak masi batita.. mereka seru banget diajakin cerita, meski belum bisa membalas dengan jawaban yang benar, tapi berbagai ekspresi anak-anak dan sudut pandang mereka, bisa memperkaya kosa kata sekaligus mengenalkan jenis-jenis emosi.

    ReplyDelete
  19. aku lebih senang dengan mengajak anak bicara, meski kesannya ngaro ngidul tapi banyak hal yang bisa aku peroleh

    ReplyDelete
  20. Saya baru mengetahui tentang free drawing dan deep talk yang ternyata dampaknya sebesar itu bagi perkembangan emosi buah hati.

    ReplyDelete
  21. Aku lebih sering deep talk dengan anak, karena anakku itu masih kesulitan mengutarkan emosinya. Sampai sekarang masih berproses, walau perlahan ada perubahan.

    ReplyDelete
  22. Aku seringnya cara yang kedua nih, yakni deeptalk. Yang paling kerasa itu untuk anak ke-3. Dia yang lebih emosian daripada 3 anakku yang lainnya, sering aku ajak deeptalk. Alhamdulillahnya, anaknya gampang mengerti. Jadinya untuk masalah-masalah lama, biasanya dia jadi bisa mengontrol emosi.

    ReplyDelete

Post a Comment