Assalamualaikum,
Di era digital dan media sosial seperti sekarang ini banyak manfaat dari kemudahan informasi dan interaksi namun tidak luput juga dari keburukannya, salah satu yang sangat umum terjadi adalah menjadi insecure. Tidak merasa cukup menjadikan diri insecure salah satu bibit permasalahan mental seseorang yang bisa jadi pemicu nya adalah media sosial. Kemudahan kita melihat dunia luar dengan 'panggungnya' masing-masing yang orang tampilkan nyatanya mungkin tidak sesuai dengan kenyataan, namun sayangnya kita hanya menilai dan melihat apa yang di post saja. Menjadi membandingkan diri dengan orang lain yang menyebabkan insecure dan tidak bersyukur. Apakah kamu pernah mengalaminya juga?
Bagi seorang yang introvert sepertiku ini, bertemu dengan banyak orang benar-benar menghabiskan energi. Aku banyak memilih dirumah dengan kesibukannya dan lagi rasanya setelah menikah dan memiliki anak lingkup pertemananku tambah sedikit. Salah satu jalan bersilaturahmi dengan teman-teman adalah lewat media sosial, sayangnya semakin kesini aku merasa media sosial ini menjadi racun bagiku. Sama dengan kebanyakan teman lainnya aku lambat laun jadi mudah membandingkan diri dengan orang lain. Akhirnya sampai dengan saat ini pun aku masih melakukan program puasa media sosial jika dibutuhkan.
Dunia ku berpaut pada suami juga anak-anak saja, dalam lubuk hati paling dalam ingin bertemu dan mengobrol dengan teman-teman lagi namun aku begitu takut. Takut ketika mendegar pencapaian hidup mereka, takut dengan pertanyaan mereka yang mungkin menganggapku rendah. Aku terlalu memikirkan semua kemungkinan buruk. Padahal aku hanya perlu bertemu teman yang sefrekuensi!
Beberapa kali teman dekat saat Sekolah Dasar dulu menghubungiku untuk bertemu, namun karena banyak sekali pertimbangan yang aku pikirkan bahkan pada hal yang tidak penting sebenarnya. Padahal temanku salah satu teman dekat saat SD dulu, dan sekarang dia jauh lebih sibuk dibandingkan aku tapi mau meluangkan waktunya untuk bertemu dan terus bertanya kapan bisa ketemu, aku? selalu berfikir lama dan mempertimbangkan banyak hal yang akhirnya tidak jadi-jadi bertemu. Ada satu momen yang memang sudah jalan takdir Allah kita bertemu. Aku melupakan bahwa ia adalah salah satu teman terbaik yang aku punya, dia tidak mungkin merendahkanku bahkan mungkin aku bisa banyak belajar darinya sekarang.
Bertemu di Curug Senja
Neng Tuty namanya, dia menjemputku di Cimahi yang saat itu sedang berkunjung di rumah mertua, akhirnya kami jalan ke salah satu tempat makan di Cimahi, nama tempatnya Curug Senja. Momen lucu ketika neng Tuty mengajak ke Curug Senja ini aku berfikir bahwa kita akan tracking ke curug, padahal ini hanya nama cafe, wkwk.
Sedikit review Curug Senja tempatnya nyaman dan asri. Dikelilingi kebun dan balong, suasananya tenang dan nyaman. Menu makanan nya lebih ke camilan, aku pesan dimsum dan neng Tuti pesan Cuangki. Rasanya enak dan harganyapun terjangkau. Bisa jadi rekomendasi buat teman-teman yang mau mengadakan pertemuan di daerah Cimahi namun butuh tempat yang tenang.
Alamatnya di Jl. Curug Panganten No.9, Padaasih, Kec. Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40551
Kami mengobrol lama sekali, satu sama lain bercerita tentang pengalaman hidup yang dilalui, aku begitu banyak mengambil hikmah dari ceritanya. Serasa mengungkapkan rasa rindu dengan bercerita tanpa sungkan, mendengarkan tanpa interupsi.
Kamu Penting dan Berharga
Salah satu hal yang tidak aku sangka adalah ternyata neng Tuty ingin bertemu salah satunya karena ingin belajar tentang proses recruitment dan seluk-beluk HRD. Aku tidak pernah punya pikiran bahwa aku itu sepenting itu sampai-sampai orang mengajak bertemu ingin tau ilmu dan pengalaman yang aku miliki sebagai profesional. Aku hanya berfikir bahwa aku bukan siapa-siapa dan tidak ada apa-apanya dibandingkan orang lain. Ketika ada yang akan bertemu aku ketakutan karena merasa diri tidak cukup. Padahal ternyata,
Diri kita penting dimata orang-orang yang menghargai dan membutuhkan kita. Kita berharga untuk orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita.
Kadangkala memang, pikiran negatif, rasa khawatir yang menghambat diri untuk melangkah. Terlalu memikirkan kemungkinan buruk juga tidak baik. Jalani dan percaya pada diri sendiri memang poin paling penting.
Perjalanan Kita Tidak Sama
Aku banyak belajar dari kisah hidup neng Tuty, begitu luar biasa perjuangan yang dilakukan sampai pada titik saat ini yang sudah memiliki perusahaan apotek yang sedang berkembang, Masya Allah. Dari sana aku belajar bahwa ujian dan perjalanan hidup kita semua akan berbeda, jangan memposisikan orang lain sebagai saingan melainkan rekan yang sedang sama-sama berjuang dengan tujuan yang sama. Dengan begitu kita tidak lagi merasa sedih ketika melihat orang lain berhasil sedangkan kita belum.
Kita perlu menyadari bahwa mereka punya jalur nya sendiri, begitupun dengan diri kita dengan jalur perjalanan sendiri. Sehingga ketika orang lain memiliki keberhasilan yang bisa dibanggakan kita ikut berbahagia dengan perjuangannya dan kembali fokus pada perjalanan hidup kita yang sedang dijalani.
Hidup memang bukan sebuah perlombaan melainkan perjalanan dengan start berbeda, di arena yang berbeda sehingga punya kemungkinan ujian yang dihadapi juga berbeda.
Setelah pertemuan itu aku menyadari bahwa banyak hikmah dan manfaat dari hasil pertemuan dan silaturahmi dengan teman dekat yang sudah lama tidak bertemu. Kita sama-sama saling berbagi ilmu dan pengalaman, sama sekali tidak terjadi hal-hal yang ditakutkan sebelumnya. Aku punya 1 poin tambahan tentang diriku sendiri ternyata seorang introvert tidak selamanya kehabisan energi ketika bertemu dengan orang. Seperti sekarang ini, aku punya baterai full setelah berbincang dengan teman sefrekuensi. Pertemanan sedikit namun mendalam ciri khas orang introvert sepertiku.
Berbincang di dunia nyata dengan sahabat ternyata jauh lebih bermanfaat dan bermakna dibandingkan melihat hidup orang lain lewat media sosial mereka.
Berbincang dengan sahabat di Curug tuh pasti bikin momen makin berkesan! 💙 Suasananya adem dan bikin betah ya, Kak?
ReplyDeleteSaya pikir Curug yang beneran curug ternyata...nama cafe yang asyik buat seseruan, ngobrol dengan sahabat
ReplyDeleteBtw, I feel you, Kak...Bahkan sampai kini saya masih insecure sama sahabat SMP, SMA dan kuliah yang sebenarnya merantau/tinggal di Jakarta juga. Karena mereka (menurut saya) sudah sangat wah pencapaiannya, bahkan ada yang sudah jadi pejabat negara. Entah mengapa, mau ketemuan saja susah (mereka yang susah jadwalnya, atau saya yang ditolak terus baper hihihi) Memang harusnya saya tidak begitu. Setuju hidup bukan sebuah perlombaan melainkan perjalanan dengan start berbeda, di arena yang berbeda sehingga punya kemungkinan ujian yang dihadapi juga berbeda. Hm...
Ya ampun saya kira di awal Curug Senja ini nama air terjun di alam. Ternyata nama tempat nongkrong alias Kafe ya...
ReplyDeleteBanyak pelajaran nih yang saya ambil juga dari pengalaman nya ini. Yang pasti, jangan berburuk sangka dan tetap optimis ya
Silaturahmi dengan kawan jadi menciptakan keakraban ya mbak. Apalagi ternyata sohibnya mbak Hikmah ini memang sedang butuh kawan untuk berbagi kisah. Semoga silaturahmi terus berkelanjutan ya
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa recharge baterai dengan ngobrol mendalam bareng orang yg kita merasa nyaman. Akupun mbaa kalau abis dari luar rumah ngobrol sana sini, pas balik udah lowbatt, dieeem aja di rumah, hahaha.
ReplyDeleteBtw kupikir juga itu bakal trekking. Nah gimana trekking sambil ngobrol kek udah capek aja. Hahaha
Ya ampuun, saya juga langsung mengira bakalan jalan-jalan ke air terjun dong. Eh ternyata nama kafe. Terlihat tenang dan longgar yaa mbaaa...beda sama cimahi pusat yang macet hehehe.
ReplyDeleteBtw, saya juga pernah di masa-masa sangat insecure sampai membatasi buka media sosial. Sekarang, godaan untuk insekyur kadang masih ada. Namun, bersyukur, saya merasa sudah lumayan berdamai dan mencintai diri sendiri (tentunya terus berproses sih). Hidup memang bukan perlombaan dan sebaik-sebaiknya kita bisa menjadi manfaat pada apapun posisi hidup kita.
Ketemu orang yang bisa diajak ngobrol, nyambung, bikin seneng dan gak nguras energi. Apalagi di tempat yang memang nuansanya alam. Jadi lebih adem juga kan. Btw setuju bahwa setiap kita punya perjalanan masing-masing di dalam hidup ini
ReplyDeletePantesan gak ada air terjunnya. Ternyata itu nama cafe ya hehehe. Memang nikmat banget sih bisa deep talk sama sahabat. Rasanya bahagia dan lega gitu, ya
ReplyDeleteBertemu sahabat dan ngobrol ngalor-ngidul tuh energy recharge banget buatku, biasanya abis bertemu langsung penuh semangat, happy, dan banyak ide, pikiran dan perasaan plong banget..
ReplyDeleteAah insightful sekaliii..
ReplyDeleteAdem bacanya.. dan bikin semangat untuk terus terhubunga dengan sahabat atau teman yang "cocok" dengan diri kita.
karena akan menjadi bahan bakar untuk diri menjadi lebih baik dan memiliki pandangan positif terhadap hidup.
Setuju banget mbak kadang media sosial bisa membuat kita iri dan tidak bersyukur sama diri sendiri. Aku sendiri kadang bahkan ngeskip status teman di medsos karena nggak mau membandingkan hidupku dengan teman. Soalnya kalau iri sama orang nggak dikenal itu masih gampang diatasi tapi iri sama teman ini yang kadang sulit diatasi
ReplyDelete